Sumber-sumber dari Partai Likud mengatakan Netanyahu sedang memantau tindakan Yoav Gallant untuk persiapan menyatakan dia sebagai pembelot dan tidak mencalonkannya untuk pemilihan parlemen mendatang.
Sumber itu mengatakan Netanyahu berupaya mengumpulkan bukti yang membuktikan Yoav Gallant bertindak secara independen sebelum mengumumkan pembelotannya dari koalisi.
Tindakan ini berarti menghukum Yoav Gallant dengan tidak mencalonkan diri pada pemilu berikutnya setelah bukti tersebut.
“Netanyahu ingin memaksa Gallant untuk mengajukan pengunduran dirinya dari Knesset, sehingga dia tidak memberikan suara yang menentangnya di masa depan," kata sumber itu kepada Walla.
Sebelumnya, Netanyahu dan Yoav Gallant terlibat perselisihan mengenai kebijakan di Jalur Gaza.
Pada 5 November 2024, Netanyahu memecatnya dari jabatan menteri pertahanan dan menggantinya dengan Israel Katz yang menjabat sebagai menteri luar negeri.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.553 jiwa dan 108.379 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (1/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel