Sumber keamanan di Lebanon mengatakan kepada The Cradle pada tanggal 23 Desember bahwa tentara Israel tidak senang dengan upaya LAF untuk melaksanakan gencatan senjata dan berencana untuk mempertahankan kehadirannya di selatan setelah periode implementasi 60 hari.
"Kini adalah kesempatan bagi negara Lebanon untuk membuktikan dirinya melalui aksi politik," kata Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem dalam pidatonya pada hari Rabu, menggemakan komentar terbaru dari anggota parlemen dan pejabat kelompok perlawanan tersebut.
Pejabat Hizbullah baru-baru ini mengatakan bahwa periode saat ini merupakan ujian bagi negara Lebanon terkait apakah mereka mampu melindungi wilayah selatan dari serangan dan pelanggaran Israel setelah tidak ada lagi perlawanan di selatan Sungai Litani.
"Jika pendudukan mengambil langkah apa pun terhadap Lebanon dari garis depan timur karena perluasan wilayahnya di Suriah, kami akan melaksanakan tugas nasional kami... siapa pun yang percaya bahwa perlawanan di Lebanon telah melemah telah tertipu... Kami memiliki sumber daya dan kecerdasan untuk berada dalam posisi menghadapi pendudukan. Pada hari ke-61 setelah gencatan senjata, kami akan berada dalam posisi untuk membuat musuh Israel merasakan kemarahan kami," kata anggota parlemen Hizbullah Ihab Hamadeh kepada Al Mayadeen pada hari Rabu.
SUMBER: THE CRADLE