Stephen Zunes, seorang profesor politik di Universitas San Francisco, menyatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel menggunakan senjata ini dengan sangat cepat, mengakibatkan kematian dan kehancuran yang besar.
"Biden siap untuk memasoknya kembali," tambah Zunes.
Dia juga menegaskan bahwa tidak ada satu pun transfer senjata yang pernah diblokir oleh Kongres, sehingga proses penjualan ini sangat mungkin akan terus berlanjut.
Meskipun kebijakan ini mendapat dukungan dari Gedung Putih dan Kongres, banyak pihak, termasuk kelompok hak asasi manusia dan sebagian besar masyarakat internasional, mengkritik tindakan ini.
Zunes mencatat bahwa meski dukungan untuk Israel kuat di dalam pemerintahan, terdapat penentangan yang lebih luas di luar itu, terutama mengingat jumlah korban sipil yang terus bertambah di Gaza.
Apa Respons Terhadap Kebijakan Biden?
Kritik terhadap kebijakan Biden tidak hanya berasal dari luar negeri, tetapi juga dari dalam negeri.
Banyak pihak menilai pemerintahannya terlalu mendukung Israel di tengah bencana yang terus berlangsung di Gaza.
Di sisi lain, para pendukung Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, berharap dukungan ini akan terus berlanjut.
Netanyahu bahkan menuduh Gedung Putih memberlakukan larangan senjata diam-diam terhadap Israel.
Dengan situasi yang semakin memburuk, masyarakat internasional terus menyerukan agar negara-negara besar, terutama Amerika Serikat, mempertimbangkan kembali dukungan militer mereka terhadap Israel dalam konteks situasi kemanusiaan yang kritis di Gaza.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).