TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Hizbullah mengungkapkan detail baru tentang tewasnya Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah.
Nasrallah terenggut nyawanya karena serangan udara Israel di pinggiran selatan Kota Beirut tanggal 27 September 2024.
Wafiq Safa, nama pejabat itu, menyebut saat itu Nasrallah sedang berada di ruang bawah tanah yang digunakan sebagai tempat mendiskusikan perang.
“Yang Mulia (Hassan Nasrallah) biasa memipin pertempuran dan perang dari lokasi ini,” kata Safa dalam konferensi pers hari Minggu, (5/1/2025), di dekat tempat tewasnya Nasrallah, dikutip dari Associated Press.
Safa berujar Nasrallah tewas di ruang itu. Dia tidak mengungkapkan detail lain tentang pemimpin tertinggi Hizbullah itu.
Adapun menurut Kementerian Kesehatan Lebanon ada enam orang yang tewas karena serangan itu.
Safa sendiri juga dikabarkan menjadi target dalam serangan Israel di Beirut bagian tengah sebelum gencatan senjata Hizbullah-Lebanon. Namun, dia berhasil selamat tanpa terluka.
Gencatan mulai berlaku 27 November 2024 dan akan berlangsung hingga 60 hari. Safa menyebut Nasrallah akan dimakamkan setelah gencatan berakhir.
Hizbullah, kata Safa, juga sedang mempersiapkan pemakaman untuk penerus Nasrallah, Hashem Safieddine, yang juga dibunuh Israel.
“Hizbullah siap menghadapi agresi apa pun dengan cara yang dianggap layak,” kata Safa dikutip dari Mehr News.
Sebelumnya, pada bulan Oktober 2024 muncul laporan bahwa jasad Nasrallah sudah dikuburkan untuk sementara waktu di lokasi rahasia.
Baca juga: Dibunuh Israel Tahun Lalu, Hassan Nasrallah Baru Akan Dikuburkan setelah Gencatan Senjata Rampung
Pemakaman besar untuk Nasrallah belum bisa dilakukan karena adanya kekhawatiran bahwa Israel akan melancarkan serangan saat prosesi pemakaman.
“Hassan Nasrallah telah dikubur untuk sementara, hingga situasi memungkinkan untuk menggelar acara pemakaman publik,” ujar narasumber yang dekat dengan Hizbullah, dikutip dari Al Arabiya.
Kata dia, Israel bisa saja menargetkan para pelayat dan tempat pemakaman Nasrallah.