TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Korea Utara kembali menarik perhatian internasional dengan peluncuran rudal balistik yang diduga merupakan rudal hipersonik.
Rudal balistik tersebut diluncurkan ke laut dan jatuh di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.
Kejadian ini berlangsung saat Menteri Pertahanan Jepang, Gen Nakatani, tengah berada di Jakarta, Indonesia, Senin (6/1/2024).
Nakatani mengatakan, rudal ini jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang yang artinya tidak ada dampak langsung terhadap keamanan wilayah Jepang saat itu.
Nakatani mengklasifikasikan rudal yang diluncurkan oleh Korea Utara sebagai rudal jarak menengah yang menggunakan propulsi bahan bakar padat yang masuk dalam kategori Intermediate Range Ballistic Missile (IRBM).
Baca juga: Intelijen Korsel Klaim 100 Tentara Korut Tewas dalam Perang Rusia Melawan Ukraina
"Jangkauan rudal tersebut diperkirakan antara 3.000 hingga 5.500 km," ujar Nakatani dalam konferensi pers.
Jepang, kata dia masih menganalisis termasuk apakah rudal yang ditembakkan itu adalah senjata hipersonik.
Menurut informasi yang diberikan, rudal tersebut mencapai ketinggian maksimum sekitar 100 km dan terbang sejauh sekitar 1.100 km.
Data ini memberikan gambaran mengenai kapasitas dan karakteristik dari rudal yang diluncurkan oleh Korea Utara.
Peluncuran rudal tersebut juga bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken ke Seoul di tengah situasi politik yang kacau di Korea Selatan.
Dilansir Reuters, militer Korea Selatan mengonfirmasi peluncuran tersebut.
Penjaga pantai Jepang juga melaporkan bahwa sebuah proyektil, yang diyakini sebagai rudal yang ditembakkan oleh Korea Utara telah jatuh di laut.
Peluncuran ini merupakan yang pertama dilakukan oleh Korea Utara sejak 5 November, ketika negara tersebut menembakkan sedikitnya tujuh rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya.
Diskusi rudal balistik tersebut juga dilakukan di wag Pencinta Jepang silakan gabung gratis email ke: tkyjepang@gmail.com