“Dalam serangkaian operasi keamanan, dinas keamanan nasional Yaman telah mengungkap dan membongkar jaringan spionase yang diatur oleh agen intelijen Inggris, M16, yang bekerja sama dengan dinas intelijen Saudi,” demikian laporan Al Masirah.
“Pengungkapan itu adalah bagian dari pola operasi rahasia yang lebih luas oleh apa yang disebut Yaman sebagai ‘Poros Kejahatan’, yang terdiri atas AS, Inggris, dan entitas Zionis.”
Pada bulan Desember 2024 dinas keamanan Yaman telah menangkap sejumlah orang yang terkait dengan jaringan spionase itu.
Beberapa bulan sebelumnya dinas itu juga membongkar jaringan spionase yang beroperasi di bawah perintah badan intelijen AS dan Israel.
“Jaringan ini telah menyusup ke dalam departemen pemerintahan Yaman selama hampir satu dasawarsa, mengumpulkan informasi rahasia, mempengaruhi keputusan tentang kebijakan, dan melakukan operasi untuk mendestabilisasi infrastruktur negara ini, termasuk sistem kesehatan dan pendidikannya,” kata Al Masirah.
Media itu menyampaikan aksi spionase tersebut adalah bagian dari agresi yang dihadapi Yaman sejak negara itu meningkatkan dukungannya kepada perjuangan Palestina dan operasi militer yang menargetkan Israel.
Israel susah dapatkan data intelijen
Baca juga: Mesir Bantah Mau Serbu Yaman, Houthi Siapkan Kejuatan Buat Israel
Media terkenal asal AS, The New York Times, menyebut Israel kesusahan mendapatkan data intelijen tentang kelompok Houthi atau Ansrallah di Yaman.
“Selama bertahun-tahun Houthi adalah musuh paling tidak diketahui oleh Israel,” kata media itu dalam laporan akhir tahun lalu.
“Sekarang milisi yang didukung Iran itu menguasai sebagaian besar Yaman utara, berjarak lebih dari seribu mil dari Israel, membuat mereka (Israel) begadang malam hari dengan serangkaian serangan di wilayah Israel.”
“Dan mendapat tantangan karena kurangnya [data] intelijen akuran tentang keberadaan para pemimpin kelompok itu dan gudang senjata, kata analis, Israel kesusahan menghentikan mereka.”
Houthi juga berhasil bertahan selama bertahan selama bertahun-tahun dari serangan yang dilakukan koalisi Arab Saudi yang ingin menggulingkan kelompok itu.
“Kami punya masalah,” kata Zohar Palti, mantan direktur intelijen di Mossad, dinas intelijen Israel.
Menurut Palti, Israel tidak punya cara untuk menyelesaikan masalah itu.
Para pakar mengatakan dinas keamanan Israel tak pernah memprioritaskan Yaman dan tidak berusaha mendapatkan data intelijen yang lebih banyak perihal Houthi dalam beberapa tahun terakhir.
(*)