News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

Jenderal Top Iran Salahkan Rusia atas Jatuhnya Assad: Mereka Mengebom Gurun Kosong, Bukan Markas HTS

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Brigjen Behrouz Esbati

Dalam wawancara dengan media milik pemerintah Saudi, Al Arabiya, pada hari Senin (6/1/2025), Kamel Saqr mengatakan bahwa Assad telah meminta Putin secara pribadi untuk menyetujui pengiriman bantuan militer melalui udara ke Suriah, dan pemimpin Rusia tersebut menyetujuinya.

Bantuan tersebut direncanakan akan diangkut melalui pesawat Iran.

Namun, Saqr mengatakan bahwa Iran memberi tahu Assad bahwa mereka tidak menerima permintaan apa pun dari Rusia.

Assad kemudian menanyakan hal ini kepada Rusia, tetapi tidak mendapat jawaban, kata Saqr.

Jatuhnya Assad, yang tidak dicegah oleh Moskow maupun Teheran, memiliki implikasi besar bagi pasukan Rusia di kawasan itu.

Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam kunjungannya ke Kazakhstan. (EPA Photo)

Sebelumnya, Rusia mengandalkan pangkalan udara dan angkatan laut di Suriah, yang dipertahankan berdasarkan kesepakatan dengan Assad, untuk menjalankan operasinya di Afrika dan Mediterania.

Belum jelas apakah Rusia akan dapat mempertahankan kedua fasilitas tersebut di masa depan.

Namun, laporan menunjukkan bahwa Rusia bersiap untuk memindahkan sebagian besar peralatannya dari Suriah.

Intelijen Pertahanan Ukraina melaporkan melalui Telegram pada Jumat (3/1/2025) bahwa dua kapal kargo Rusia, Sparta dan Sparta II, sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan Tartus, Suriah.

Mengutip Business Insider, kapal pertama dijadwalkan tiba pada 5 Januari.

Menurut laporan tersebut, kapal-kapal ini akan digunakan untuk mengangkut peralatan dan senjata militer Rusia ke Libya.

Baca juga: Iran Pasang Sistem Pertahanan Udara Baru di Lokasi Sensitif, Akan Gelar Latihan Perang Skala Besar

Intelijen Ukraina juga menyebutkan bahwa tiga kapal lainnya—Alexander Otrakovsky, kapal pendarat besar Ivan Gren, dan kapal tanker Ivan Skobelev—diperkirakan tiba di Tartus dalam beberapa hari mendatang.

Namun, intelijen Ukraina tidak mengungkapkan bagaimana informasi tersebut diperoleh.

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini