"Umumnya pasien sembelit merupakan kelainan fungsional walau tetap kita harus menyingkirkan kemungkinan organik sebagai penyebab dari sembelit tersebut," katanya.
Beberapa penyakit organik yang harus kita pikirkan sebagai penyebab sembelit adalah obstruksi mekanik kanker kolon, kompresi eksternal dari lesi maligna, striktur, rektokel (bila besar), megakolon serta fisura ani.
"Selain itu sembelit juga bisa disebabkan oleh gangguan metabolik seperti DM, hipotiroid, hiperkalsemia, hipokalemia. Hipomagnesia, uremia dan keracunan logam berat. Penyakit miopati dan neuropati harus dipikirkan sebagai penyebab sembelit," tuturnya.
Diagnosis sembelit ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesia harus disingkirkan adanya tanda alarm, seperti berat badan turun, adanya BAB darah, pucat atau anemia.
Pemeriksaan fisik dievaluasi adanya tanda-tanda ileus, atau adanya benjolan pada abdomen. Colok dubur perlu dilakukan untuk mengevaluasi adanya tumor atau massa pada rektum atau massa feses yang menjadi penyebab dari kontipasi tersebut. Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi.
Perubahaan Gaya Hidup
Tatalaksana sembelit meliputi tatalaksana non farmakologis dan non farmakologis. Tatalaksana farmakologis meliputi perubahan gaya hidup.
Perubahan gaya hidup antara lain seperti meningkatkan konsumsi makanan berserat dan minum air yang cukup yakni. minimal 30-50 cc/kgBB/hari orang dewasa sehat dengan aktivitas normal.
Juga mengonsumsi probiotik, meningkatkan aktivitas fisik, mengatur kebiasaan defekasi, menghindari mengejang, membiasakan buang air besar setelah makan serta menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan sembelit.
"Tatalaksana farmakologi meliputi pemberian laksatif dan non laksatif. Pemberian laksatif meliputi bulk laxative, osmotic laxative, stimulant laxative, rektal enema dan lubiproston," katanya.
Disebutkan Yang sering digunakan dalam praktek sehari-hari adalah bulk laxative dan stimulant laxative (bisacodyl atau dulcolax®).
Peranan obat pencahar ini telah terbukti efektif untuk mengatasi sembelit kronis berdasarkan studi kepustakaan, analisa data klinis dan berbagai penelitian. (Eko Sutriyanto)