Karena tidak perlu datang ke rumah sakit dan bolos kerja, pasien yang menjalani cuci darah lewat perut dapat berhemat untuk ongkos transportasi.
Dalam studi terungkap, penghasilan pasien cuci darah yang hilang karena harus ke rumah sakit dua kali seminggu mencapai 9 juta.
Transportasi yang dihabiskan mencapai Rp 5,2 juta sedangkan peserta cuci darah lewat perut hanya Rp 3 juta.
Studi ini menyimpulkan, cuci darah lewat perut berpotensi menghemat dana JKN Rp 48 juta lebih per orang per lima tahun.
Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DKSN) dr Sigit Priohutomo, MPH menambahkan, terkait CAPD ini dibutuhkan kajian lebih lanjut untuk menghasilkan pengobatan atau terapi yang lebih efektif dan efisien dengan biaya lebih terjangkau untuk penyakit gagal ginjal kronik ini.
"Masalahnya sekarang adalah pelayanan yang berbiaya besar, kurang efektif, dan tidak merata," ujarnya.