TRIBUNNEWS.COM - Orangtua kerap cemas bila anaknya tak kunjung mahir bicara seperti anak-anak lain sebayanya.
Padahal, pada hampir semua kasus, lambat bicara ternyata wajar adanya. Ini karena tingkat kemampuan berbahasa di antara anak-anak berbeda satu dengan lainnya.
Mengenai si kecil lambat bicara ini, sebelumnya ketahui dulu dua aspek perkembangan bahasa.
Pertama, perkembangan bahasa penerimaan (reseptif), yakni kemampuan anak mendengar ucapan, mencerna, dan memberi respons yang sesuai. Misalnya, mengikuti perintah atau mendengarkan dongeng.
Kedua, perkembangan bahasa ekspresif, yaitu kemampuan menggunakan bahasa bertutur untuk mengungkapkan gagasan dan perasaannya, seperti memangil nama orang, atau minta makan.
Bagi kebanyakan anak, bahasa penerimaan dikuasai lebih dulu ketimbang bahasa ekspresif. Orangtua bisa mengamati saat si kecil menjadi “pendengar yang baik” waktu kita mendongeng.
Si kecil sibuk menyimak meskipun ia belum bisa bicara sepotong pun. Ini terjadi lantaran anak lebih dulu “dihujani” kata-kata, jauh sebelum kemampuan bicaranya muncul.
Reaksinya akan dimunculkan dalam bentuk mimik muka ataupun gestur tubuh sebelum di kemudian hari ia akan menanggapi dengan berkata-kata.
Mungkin orangtua berpikir belajar bahasa itu sulit lantas merasa khawatir ketika buah hatinya tak kunjung bicara.
Sabar dan yakin adalah kunci mengatasi kekhawatiran ini sebab nyatanya sebagian besar anak akan pada waktunya akan bisa berbicara tanpa perlu bantuan khusus.
Namun tentu saja, dorongan dan bantuan orangtua sangat membantu meningkatkan kemampuan bicaranya.
Mungkin ada baiknya kita mencermati dulu tonggak kemampuan bicara anak:
12 bulan
Mampu mengucapkan 3 kata dengan jelas.
Mampu mengikuti petunjuk-petunjuk sederhana.
Mampu mendengar dengan saksama.
Bicara sendiri, saat asyik bermain.
13-15 bulan
Menoleh saat dipanggil namanya meski belum bisa menyebut namanya sendiri.
Menanggapi dengan baik perintah sederhana, “Nares, tolong beri Mama cangkir itu.”
16-18 bulan
Perbendaharaan kata (pemahaman, bukan ucapan) mencapai lusinan, mungkin lebih.
Kata sifat, seperti bagus, jelek, nakal, mulai ia kenal.
Dapat menggunakan kata-kata dengan tepat dan kontinu (terus-menerus).
19-21 bulan
Mulai tahu cara menggunakan kata-kata dalam kalimat sederhana (terdiri atas 2 kata) misalnya, “Mau mobil (mobil-mobilan)!” Atau, “Mobil Papa.”
Mampu mengenali gambar-gambar yang ada di buku.
22-24 bulan
“Terobsesi“ dengan nama orang. Tak bosan-bosan menanyakan nama panggilan orang.
Bisa menggunakan banyak kata.
Menyebutkan bagian-bagian tubuh boneka: mata, hidung, rambut, mulut, kaki, dsb.