News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kaleidoskop 2017

Wabah 'Mematikan', Pemerintah Tetapkan Difteri sebagai Kejadian Luar Biasa

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekspresi murid kelas I saat diimunisasi vaksin Difteri Tetanus (DT) oleh petugas medis di SDN 2 Lowokwaru, Kota Malang, Kamis (8/10/2015). Pemberian imunisasi dalam Bulan Imunisasi Nasional ini untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi angka penderita suatu penyakit yang membahayakan. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyebaran wabah difteri meluas secara cepat di Indonesia.

Pemerintah pun telah menyebut wabah tersebut sebagai kejadian Luar Biasa (KLB) karena menyebar di 142 kabupaten/kota di 28 Provinsi.

Jumlah korban meninggal pun kini telah bertambah menjadi 38 orang, sedangkan korban yang dirawat sebanyak 600 pasien.

Dalam rentang waktu dari Januari hingga Desember 2017, kasus KLB difteri di Indonesia terhitung yang terbesar di dunia.

Baca: Rapor Jokowi-JK dalam Kacamata Survei 2017

Populasi penduduk di Indonesia yang menderita penyakit difteri disebut memang paling banyak jika dibandingkan negara yang pernah terjangkit wabah yang sama.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin, 18 Desember 2017, Ketua Pengurus Pusat (PP) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Aman Bhakti Pulungan menyampaikan bahwa data tersebut diperoleh dari dua lembaga kedokteran yakni Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan IDAI yang ada di seluruh daerah di tanah air.

"Data tersebut diperoleh dari anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan dokter Anak Indonesia (IDAI) di berbagai daerah," ujar Aman.

Ia juga meminta agar perkembangan dan penyebaran wabah tersebut terus dilaporkan pada lembaga yang dipimpinnya.

Baca: Sepeda Hadiah Jokowi Jadi Trend 2017, Mulai Santri Sampai Raisa

"Kita meminta jika ada kasus difteri, setiap profesi melaporkan ke IDAI, kami sudah hitung, biasanya data kami sama dengan yang dimiliki Kementerian Kesehatan," jelas Aman.

Sementara itu, data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan jumlah kasus difteri di Indonesia naik turun sejak 1980-an.

Jumlah kasus penyakit tersebut meningkat sejak 2007 yakni 187 kasus, kemudian puncaknya terjadi pada 2012 lalu, yakni sebanyak 1.192 kasus.

Setelah tahun 2012, jumlah kasus memang mengalami penurunan, namun angkanya masih tetap berada pada ratusan kasus.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini