News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Seorang Sopir di Gianyar Rawat 26 Penderita Sakit Jiwa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Made Sukabawa (kiri) bersama Wayan Mega Putra penderita gangguan jiwa dengan ayah ibunya, saat ditemui di Blahbatuh, Gianyar, Sabtu (27/1) sore.

Hingga akhirnya temannya memberikan saran untuk mendaftarkan yayasan Tulus Darma Wiarta yang didirikannya agar memiliki badan hukum.

Dengan bantuan dari Dr dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SpKJ ia memperoleh izin dari Kementerian Hukum dan HAM.

Namun itu tidak semudah yang dibayangkan saat mengurus izin di tingkat provinsi dan kabupaten.

Bahkan ada banyak orang yang menjanjikan untuk membantu, namun sampai sekarang belum terbukti dan belum punya izin dari provinsi maupun kabupaten.

Tujuan utama yayasan yang didirikan memiliki tujuan untuk mengajak orang yang mengalami gangguan jiwa bercengkrama.

Karena menurut Sukabawa banyak yang mengalami gangguan jiwa kesepian dan telantar. Mereka membutuhkan teman untuk bercerita.

“Sekarang orang-orang banyak yang menelantarkan mereka. Saat seperti itu mereka tidak ada yang perduli, coba saat sudah sembuh dan menjadi orang mampu, banyak yang berduyun-duyun datang mendekat,” kata Sukabawa.

Setiap ia bertandang ke rumah penderita gangguan jiwa, Sukabawa harus membawa makanan, rokok, ataupun kopi. Jika ada uang lebih, ia akan memberikan uang tambahan untuk mereka.

Dan perlu diketahui itu uang dari kantongnya sendiri dan juga rekannya yang diajak ke sana, bukan dari pemerintah.

Baca: Krisdayanti Tulis Caption Soal Becak, Netter Malah Ingat Wacana Anies Baswedan

“Karena tidak punya kerjaan, saya melancong ke sana. Sama teman saya juga kalau ia tidak kerja. Kalau punya uang, saya kasih uang. Saya kasih rokok dan kopi. Itu harus, biar mau diajak bicara,” kata Sukabawa.

Bahkan tak jarang ia meminjam uang untuk melakukan hal itu. Pernah juga ia menggadaikan sepeda motornya, karena saat itu ia tidak punya pekerjaan lagi.

Walaupun masih menjadi sopir, namun sudah jarang. Hanya ketika ada orderan saja. Pernah juga ia ‘menodong’ istrinya yang menjadi guru untuk meminjam uang.

“Saya selalu bertanya kepada istri saya, di mana kita bisa meminjam uang lagi? Bahkan istri saya pernah ngambek. Tapi saya selalu bilang bahwa kita harus bersyukur masih bisa bantu orang. Kita masih bisa makan, mereka ada yang tidak bisa makan,” lanjutnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini