TRIBUNNEWS.COM, BALI - Lima tahun yang lalu, ketika mengantarkan anaknya yang bersekolah di Renon, I Made Sukabawa sering melihat seorang perempuan yang mengalami gangguan jiwa menyeberang di Jalan Bypass Prof Ida Bagus Mantra.
Kurang lebih delapan bulan pria asal Banjar Pande, Desa Blahbatuh Gianyar ini mengalami hal itu, hingga ia tidak menemukan perempuan itu menyeberang lagi.
Namun, ia memiliki insting lain bahwa perempuan tersebut masih ada di dekat sana dan hidupnya menderita.
Saat itu ia berpikir, kalau mau membantu orang tersebut harus membutuhkan biaya puluhan juta, sementara ia tak memiliki apa-apa.
Baca: Empat Hakim di Jawa Tengah Lolos Seleksi Administrasi Calon Hakim Agung di Komisi Yudisial
Namun kini, ia menangani 26 orang penderita gangguan jiwa.
Setelah didesak oleh anaknya untuk membantu perempuan itu, akhirnya ia tergerak.
Bermodal Rp 3 juta, dan sisanya meminjam dari istri dan temannya, Sukabawa akhirnya membawa perempuan itu ke Rumah Sakit Gianyar.
“Sebelum itu saya menelepon Satpol PP berulangkali, dinas sosial juga sudah, kantor polisi juga sudah, sampai ngilulah, tapi tidak ada tanggapan, dari itulah saya mulai tergerak untuk membantu,” kata Sukabawa, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (27/1/2018).
Dulu, ia tidak pernah berpikir membuat sebuah yayasan karena merasa ekonominya tidak mendukung.
Kenangan sewaktu SD kelas 4 membayang di pikirannya.
Bagimana ia harus membagi sebutir telur menjadi delapan untuk lauk.
Saat itu ia harus berbagi dengan saudara-sudaranya yang berjumlah empat orang, ibu-bapak, serta neneknya. Menyedihkan memang.
Namun, setelah ia mendirikan yayasan tersebut, ada juga yang menyalahkan.