"Banyak orang cemas karena tekanan politik di akhir-akhir tahun ini,” kata Anna Poss, seorang terapis dan pemilik Anna Poss Counseling & Psychotherapy di Chicago.
Banyak dari klien Anna Poss yang cemas karena keadaan politik akibat maraknya pemberitaan soal politik di berbagai media, termasuk juga saat mereka sedang berselancar di sosial media.
“Untuk kesehatan mental caranya adalah beri waktu kepada diri untuk istirahat dari berita dan media sosial dan fokus merawat diri,” kata Poss.
Serangan Seksual
Kelifern Pomeranz, seorang psikolog klinis dan ahli terapi seks bersertifikat di Menlo Park, California, AS mengatakan bahwa stress ini terjadi karena para korban tidak berani menceritakan apa yang terjadi pada mereka.
Sehingga para psikoloh harus meyakinkan para pasien agar lebih terbuka misalnya dengan teman-teman mereka untuk mendapat dukungan dan mencari bantuan profesional untuk menghadapi akibatnya.
Penggunaan Media Sosial dan Teknologi
Menghabiskan banyak waktu di media sosial ternyata dapat menimbulkan rasa stress.
Kemanuan teknologi juga dapat menimbulkan kecanduan youtube dan ataupun platform streaming lainnya. Alhasil pekerjaan atau yang ingin dicapai tertunda sehingga bisa menyebabkan stress
“Saya mendorong klien saya untuk mengevaluasi berapa banyak waktu atau energi yang mereka gunakan saat menggunakan itu (media sosial),” kata Bergen seorang psikolog asal Portland.
Membandingkan Diri Mereka dengan Orang Lain
Hal ini masih terkait dengan sosial media seperti facebook dan instagram yang ternyata mmebuat orang terus membandingkan dirinya dengan orang lain.
Alhasil mereka yang terus membandingkan diri itu terutama membandingkan keadaan tubuh akan merasa depresi.
Cara pertama yang disarankan tentunya menjauhkan diri dari sosial media bisa dengan menghapus aplikasi dan beralih ke kegiatan lain.
“Klien secara terus menerus mendeskripsikan perbandingan apa yang dia lihat pada akun media sosial orang lain,” ungkap Brie Shelly, seorang penasihat kesehatan mental dari Boston, AS.