TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh setiap tanggal 4 Februari, Siloam Hospitals TB Simatupang mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan terhadap penderita kanker melalui program donasi rambut bertajuk “Hair for Hope” yang digelar sepanjang bulan Februari 2019.
Pembukaan kegiatan “Hair for Hope” dilakukan pada Sabtu (2/2/2019) di Avenue of The Stars, Lippo Mall Kemang, Jakarta dan diikuti oleh tak kurang dari 250 peserta dari berbagai kalangan dan kota di Indonesia, bahkan dari luar negeri.
Direktur Siloam Hospitals TB Simatupang dr. Harijanto Solaeman, MM mengatakan, pasien kanker melalui proses pengobatan yang kerap kali membuat mereka kehilangan rambut.
"Dengan semangat dan tujuan untuk menumbuhkan solidaritas dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pasien kanker, kami mengadakan kegiatan “Hair for Hope” sebagai gerakan penggalangan donasi dari masyarakat dapat berkontribusi dengan memberikan sebagian rambut mereka untuk saudara-saudara kita yang menderita kanker," katanya.
Donasi rambut yang terkumpul, kata dia akan diserahkan kepada Yayasan Kanker Indonesia untuk diproses menjadi wig (rambut palsu).
"Sumbangan rambut ini dapat digunakan oleh para penderita kanker yang kehilangan rambut karena pengobatan kanker,” ujar Karlina Djajanegara, Ketua Siloam Cancer Support Community Siloam Hospitals TB Simatupang yang turut mendukung kegiatan ini.
Kegiatan “Hair for Hope” diadakan selama bulan Februari 2019 oleh Siloam Hospitals TB Simatupang.
Baca: Alena Wu Rilis Single Usai Hibur Penderita Kanker
Bagi mereka yang berminat berdonasi, dapat mengirimkan potongan rambut dengan kondisi terikat dalam kantong zip lock kepada Siloam Cancer Support Community – Siloam Hospitals TB Simatupang, Jl. R.A. Kartini No. 8 Cilandak, Jakarta Selatan 12340 dengan menyertakan nama, nomor telepon, dan alamat email.
Adapun persyaratan untuk pendonor rambut adalah rambut sehat dan tidak dicat, rambut dalam kondisi bersih dan kering, serta minimal panjang rambut yang disumbangkan adalah 25 cm.
Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia, dimana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian terjadi pada tahun 2018.
Secara nasional, Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2013 mencatat prevalensi kanker mencapai sekitar 1,4 persen atau 347.000 orang dari total populasi penduduk, dimana kanker payudara dan serviks (leher rahim) paling banyak ditemukan pada perempuan sementara kanker paru dan kolorektal pada laki-laki. Kematian akibat kanker dapat dikurangi dan dikendalikan apabila kasus terdeteksi dini dan segera mendapatkan pengobatan.