Banyak petugas KPPS meninggal dunia karena kelelahan, beban kerja berlebih mengancam nyawa.
KOMPAS.com - Kabar duka menyelimuti Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Akun Twitter @nasibaik menghitung jumlah petugas KPPI yang meninggal dunia dari media masa dan menemukan setidaknya ada 31 petugas meninggal setelah bertugas dan penyebabnya karena terlalu lelah.
Hebohnya pemberitaan tersebut kemudian mengundang pertanyaan baru, benarkah kelelahan akibat beban kerja terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian?
Jika iya, bagaimana hal ini terjadi?
Baca: Dialog: Begini Suka Duka Jadi Petugas KPPS (Bag. 2)
Pemberitaan tentang kematian akibat terlalu lelah bekerja tidak terjadi kali ini saja.
Tahun lalu seorang dokter dikabarkan meninggal dunia karena kelelahan menjalankan tugas saat lebaran.
Peristiwa ini juga sering terjadi di Jepang, hingga mereka memiliki istilah khusus "karoshi".
"Orang-orang perlu memahami betapa bahayanya pekerjaan berlebih bagi kesehatan. Hal ini dapat membuat kita sakit," kata Brigid Schulte, direktur pendiri Inisiatif Good Life seperti dilansir Health Line.
Penulis buku Overwhelmed: Work, Love, and Play When One Has the Time itu juga mengatakan bahwa jam kerja berlebih telah dikaitkan dengan lebih dari 120.000 kematian per tahun.
Berbagai masalah kesehatan yang bisa dihadapi Ada banyak masalah kesehatan akibat kelelahan karena pekerjaan terlalu banyak.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kebiasaan itu berisiko memicu penyakit kardiovaskular, gangguan muskuloskeletel, gangguan psikologis, bunuh diri, kanker, bisul, dan gangguan fungsi kekebalan sebagai masalah kesehatan utama yang terkait dengan perasaan terlalu banyak bekerja.
Sebuah studi di Journal of Occupational and Environmental Medicine menarik korelasi antara jam kerja dalam seminggu dengan risiko serangan jantung.
Orang yang bekerja 55 jam seminggu, 16 persen lebih mungkin mengembangkan risiko serangan jantung dibanding mereka yang bekerja 45 jam seminggu.