Selain itu kejang demam juga hanya terjadi pada satu bagian tubuh anak saja. Apabila kondisi anak mengkhawatirkan, segeralah hubungi dokter.
Dikutip Mayo Clinic, penyebab anak mengalami kejam demam adalah :
Infeksi
Demam yang memicu kejang demam biasanya disebabkan oleh infeksi virus dan jarang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Influenza dan virus yang menyebabkan roseola, yang sering disertai demam tinggi, paling sering dikaitkan dengan kejang demam.
Kejang pascaimunisasi
Risiko kejang demam dapat meningkat setelah anak diimunisasi. Hal itu karena, imunisasi berfungsi untuk vaksinasi difteri, serta mencegah tetanus dan campak pada anak.
Namun, anak mengalami kejang bukan karena efek vaksinasi tapi merupakan efek dari demamnya.
Jika anak mengalami kejang demam, sebaiknya orangtua berusaha untuk tidak panik dan melakukan langkah-langkah penanganan, seperti :
- Tetap tenang dan terus dampingi anak
- Pindahkan anak ke tempat yang aman ,agar anak tidak terjatuh dari kasur atau tempat yang tinggi.
- Ubah posisi tidur anak menjadi menyamping agar tidak tersedak air liur dan muntah.
- Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut anak.
- Jangan menahannya atau memegangi anak untuk mencoba mengendalikan kejang-kejang.
Jika kejang demam pada anak telah selesai namun orangtua masih mengkhawatirkan kondisi anak, menghubungi dokter untuk mencari tahu apa yang menyebabkan demam bisa jadi solusi.
Berita ini sudah dimuat di Gridhealth.Id dengan judul Jangan Panik Ketika Anak Alami Kejang Demam, Ini Cara Menanganinya