Dokter naturopathy, Dr. Csrolyn Dean mengatakan, rasa lapar tersebut biasanya tetap dirasakan meski kita sudah makan.
Alasannya, rasa lapar tersebut tidak bisa diselesaikan dengan konsumsi karbohidrat. Kurang makan protein juga bisa membuat seseorang merasa malas.
Ahli gizi sekaligus pembuat Candida Diet, Lisa Richards menjelaskan, hal itu karena kekurangan protein memicu fluktuasi level gula darah yang kemudian berdampak pada energi.
Dampak lainnya adalah memori pendek dan kognisi.
"Tanpa protein yang cukup, otak kita mungkin tidak mampu memproduksi neurotransmitter yang dibutuhkan untuk meregulasi perasaan, metabolisme tubuh, dan lainnya," kata Richards.
Kurang protein juga bisa memicu penipisan rambut, kulit kering bersisik, cekungan kuku tampak dalam, hingga bengkak pada perut, tangan, kaki, dan paha.
Kurang protein juga menyebabkan imunitas menurun. Sebaliknya, ahli gizi teregistrasi Melissa Mitri mengatakan, tubuh yang cukup protein akan cenderung memiliki perasaan yang lebih baik dan lebih fokus.
Protein dapat ditemukan pada produk hewani, seperti daging sapi, unggas, telur, hingga ikan. Sementara produk nabati tinggi protein antara lain kacang-kacangan, biji-bijian dan lentil.
Menurut Cadillac, edamame dan produk kedelai seperti tahu dan tempe adalah sumber protein yang baik. Greek yogurt dan biji-bijian utuh juga mengandung protein tinggi.
Sumber protein lainnya adalah produk susu. Setengah cangkir keju cottage, misalnya, mengandung 10-13 gram protein.
Susu, susu kedelai dan susu kacang juga sumber yang baik. Jika kamu memiliki masalah dalam memenuhi kebutuhan protein tubuh, cobalah menambahkan bubuk protein.
"Suplemen protein adalah cara mudah untuk meningkatkan asupan protein," kata Cadillac.
Ada banyak sekali macam bubuk protein yang beredar di pasaran. Termasuk whey (berbasis susu), kolagen, bubuk protein berbasis kedelai, protein susu, kasein, dan lainnya.
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tanda Tubuh Kekurangan Asupan Protein