Exercise testing adalah salah satu tes yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosis apakah seseorang menderita penyakit jantung dan juga untuk menstratifikasi berat ringannya penyakit jantung koroner tersebut.
Selain itu, tes treadmill juga dapat dipakai untuk mengukur kapasitas jantung, gangguan irama, dan lain-lain.
Tes ini sebenarnya menilai perubahan gambaran EKG pada waktu jantung diberi beban, yaitu exercise. Exercise yang diberikan bisa berupa naik turun tangga, bersepeda status atau dengan treadmill.
Saat ini tes treadmill dengan Bruce protocol adalah yang paling umum dipakai di seluruh dunia.
Hasil tes treadmill secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yakni positif atau negatif.
Apabila pada waktu exercise pasien mengeluh nyeri dada kiri atau sesak disertai tanda iskemik pada EKG, pasien ini disebut tes treadmill positif.
Artinya, pada waktu jantung dipacu atau diberi beban terjadi kekurangan suplai darah ke otot jantung.
Semakin cepat timbul nyeri dada atau perubahan EKG pada waktu exercise, maka kian berat iskemia miokard yang diderita pasien.
Sebagai contoh, pasien yang pada 3 menit pertama sudah mengalami nyeri dada dan perubahan EKG dikategorikan sebagai positif berat.
Pasien dengan golongan ini dianjurkan untuk kateterisasi jantung.
Sementara, apabila keluhan dan perubahan EKG timbul pada menit ke-9 atau lebih, maka hasil treadmill tetap dinyataka positif, tapi positif ringan.
Pada kasus ini, pasien belum perlu dilakukan tindakan kateterisasi kecuali pasien memiliki banyak faktor risiko.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung", https://health.kompas.com/read/2020/06/07/180200768/4-penyebab-nyeri-dada-selain-penyakit-jantung?page=all#page2.
Penulis : Irawan Sapto Adhi
Editor : Irawan Sapto Adhi