Sedangkan uji klinis untuk mode ventilasi CMV dilakukan di Pusat Simulasi Respirasi, Rumah Sakit
Pusat Persahabatan, pada 3 Juni 2020.
"Hasil uji klinis ini membuktikan bahwa kedua fungsi Covent-20 berjalan dengan sangat baik dan direkomendasikan untuk digunakan pada penanganan pasien,” ujar Hendri.
Ventilator lokal ini mampu memberikan ventilasi tekanan positif dengan mode CMV sehingga dapat
digunakan sebagai alternatif bagi pasien untuk membantu pasien yang mengalami kesulitan bernapas
dan perlu dikontrol oleh mesin (time-triggered).
Sedangkan mode CPAP dapat membantu pemberian oksigen kepada pasien yang masih sadar dan bernapas spontan.
Bersamaan dengan hasil uji klinis itu, tim Ventilator UI saat ini sedang menyelesaikan tahap akhir
produksi pertama sebanyak 200 unit untuk didistribusikan ke rumah sakit rujukan Covid-19 dan rumah sakit darurat.
Produksi menggandeng beberapa mitra industri menggunakan dana dari hasil penggalangan donasi
terhadap beberapa perusahaan dan komunitas di bawah koordinasi Ikatan Alumni Fakultas Teknik
Universitas Indonesia (ILUNI FTUI). (tribun network/denis)