News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Layanan Telemedicine Jadi Solusi untuk Pasien Kanker Anak di Masa Pandemi

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Layanan Telemedicine Jadi Solusi untuk Pasien Kanker Anak di Masa Pandemi

Solusinya, lanjut dr. Ridha, adalah mengetatkan protokol pencegahan Covid-19 pada pasien kanker dan meningkatkan layanan telemedicine. 

Telemedicine # Konsultasi Online

Dr. Endang Windiastuti SpA(K) dari Divisi Hematologi-Onkologi Anak FKUI/RSCM menjelaskan, sesuai kriteria Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang dimaksud dengan layanan telemedicine adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis di mana jarak menjadi masalah, sehingga informasi diberikan menggunakan teknologi informasi. 

Dr Endang mengatakan, Pemerintah sudah mengatur layanan telemedicine ini, tetapi terbatas pada pelayanan antara fasilitas kesehatan yang satu dengan fasilitas kesehatan yang lain. 

April 2020, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mengeluarkan peraturan mengenai kewenangan klinis praktek kedokteran selama pandemi. Salah satunya mengatur tentang telemedicine.

Dokter bisa menegakkan diagnosis melalui layanan telemedicine baik dalam bentuk tulisan, suara maupun video dengan tetap menjaga kerahasiaan pasien.

“Dalam peraturan KKI dikatakan bahwa dokter yang menggunakan teknologi ini harus punya Surat Tanda Registrasi (STR), dan tetap memerhatikan mutu pelayanan dan keselamatan pasien."

"Untuk kasus emergensi tidak boleh menggunakan telemedicine karena berisiko menimbulkan kesalahan,” jelas dr. Endang.

Kasus emergensi diantaranya kejang, sesak nafas, dan  tidak sadarkan diri. Bila pasien dalam kondisi emergensi harus segera dibawa ke rumah sakit.

Dr. Endang menegaskan, dokter dilarang melakukan telekonsultasi dengan pasien secara langsung tanpa melalui fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan).

Artinya, telemedicine ini dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang resmi, baik puskesmas maupun rumah sakit. Tujuannya adalah untuk menjamin keselamatan pasien. 

“Dengan adaanya PSBB, layanan kanker anak berubah hampir di semua pusat pelayanan kanker anak di Indonesia. Jadwal radioterapi dan bedah juga berubah dan banyak pembatalan pasien. Maka telemedicine memang menjadi solusi selama pandemi,” jelasnya. 

Menurut dr. Endang, meskipun ada kelemahan dalam akurasi diagnosis melalui anamnesis, namun telemedicine bisa mengurangi kunjungan yang tidak perlu ke rumah sakit sehingga bisa menekan penyebaan virus corona. Dokter pun akan terlindungi dari penularan.

Pandemi Covid-19 yang belum pasti akan berakhir, membuat banyak kebiasaan baru yang harus dilakukan. Termasuk penanganan pasien kanker anak. 

"Tujuan YOAI mengadakan Webinar ilmiah ini adalah sebagai sumbangsih YOAI untuk penanggulangan penyakit kanker pada anak di Indonesia di masa pandemi Covid-19 dengan cara meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dokter spesialis anak mengenai pelayanan onkologi anak di Era Adaptasi Kebiasaan Baru,” jelas Ketua YOAI Rahmi Adi Putra Tahir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini