Dia mengatakan bahwa ganja telah digunakan sepanjang sejarah untuk tujuan pengobatan dan keputusan pada hari Rabu mengembalikan status itu guna digunakan dalam dunia medis.
Perubahan ini kemungkinan besar akan memperkuat penelitian medis dan upaya legalisasi di seluruh dunia.
Pemungutan suara ini adalah 'langkah' besar ke depan dan mengakui dampak positif ganja pada pasien, menurut Dirk
Heitepriem, Wakil Presiden di Canopy Growth, sebuah perusahaan berbasis di Kanada.
"Kami berharap ini akan memberdayakan lebih banyak negara untuk menciptakan kerangka kerja yang memungkinkan pasien yang membutuhkan untuk mendapatkan akses ke pengobatan,"ujarnya.
Ganja Jenis CBD
Secara umum, ganja terdiri dari dua jenis CBD (cannabidiol) dan THC (tetrahydrocannabinol). Ganja yang kerap digunakan untuk pengobatan adalah jenis CBD, hal ini lantaran CBD memiliki sedikit zat berbahaya.
Sementara THC adalah zat yang memberikan efek ketika mengkonsumsi ganja.
Penelitian terbatas menunjukkan bahwa CBD dapat mengurangi kecemasan, mengurangi peradangan dan meredakan nyeri, hingga membunuh sel kanker, epilepsi, dan memperlambat pertumbuhan tumor.
Cannabinoid juga diakui memiliki bahan kimia aktif yang mirip dengan bahan kimia yang dihasilkan tubuh guna meningkatkan nafsu makan, ingatan, hingga rasa sakit.
Ganja tipe Epidiolex yang terbuat dari CBD digunakan sebagai bahan terapi bagi penderita epilepsi yang sangat parah atau sulit diobati.
Dalam percobaan dan penelitian itu, beberapa orang mengalami penurunan kejang yang dramatis setelah mengonsumsi ganja itu.
Dikutip dari halaman berita kesehatan Inggris WebMD. Pasien yang harus mendapatkan terapi ganja bisa mengkonsumsinya dalam berbagai bentuk di antaranya brownies, lollipop, vaporizer atau meneteskan zat ganja cair di bawah lidah.
Spesialis penyalahgunaan zat di Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Perelman, Marvel Bonn-Miller menjelaskan ganja juga membutuhkan efek yang lama usai dikonsumsi terkait kepentingan pengobatan.
"Jika Anda memakannya, dibutuhkan waktu yang jauh lebih lama. Butuh 1 hingga 2 jam untuk merasakan efek dari produk yang dapat dimakan,"jelasnya.