Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pertama penularan virus Avian Influenza atau flu burung dari unggas langsung ke manusia (H5N8) belum lama ini muncul di wilayah Selatan Rusia.
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan masyarakat tidak perlu panik perihal kabar tersebut.
Di era pandemi, sejak kemunculan virus corona (Covid-19) pada awal 2020, ia meyakini perilaku hidup baru tentunya terus diterapkan masyarakat.
Perilaku ini yakni menerapkan protokol kesehatan 5 M seperti Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak minimal 2 meter, Membatasi mobilitas dan interaksi serta Menjauhi keramaian.
Selain mengimbau masyarakat untuk tetap berperilaku sehat dan bersih, ia juga memints pemerintah untuk memperkuat pengawasan.
"Untuk masyarakat ya tidak perlu panik, saat ini yg perlu dilakukan tetap melakukan 5 M dan pemerintah terus memperkuat surveillance nya," ujar Dicky, kepada Tribunnews, Senin (22/2/2021).
Baca juga: Lapor Ke WHO, Rusia Temukan Kasus Pertama Flu Burung pada Manusia
Untuk kasus H5N8, Penguatan pengawasan ini menurutnya harus dilakukan tidak hanya pada hewan, namun juga manusia.
Karena terkait kasus yang terjadi di Rusia, virus ini ditularkan pada 7 pekerja yang bekerja di peternakan unggas.
Dicky menambahkan, penguatan strategi Testing, Tracing dan Treatment (3T) pun dianggap menjadi salah satu cara pencegahan penularan maupun penyebaran.
"Surveillance ini tidak hanya pada hewan, pada manusia (juga), pemantauan kesehatan secara umum dan penguatan strategi 3T kita ini penting sekali," kata Dicky.
Ia menegaskan bahwa penting bagi pemerintah untuk menanggapi secara berlebihan (over response) temuan ini untuk mencegah masuknya atau munculnya virus serupa di Indonesia.
Karena menurutnya, sejak kemunculan Covid-19, dunia kini memasuki era pandemi.
"Karena ancaman serupa ya bisa terjadi di Indonesia ya, ancaman-ancaman potensi wabah ini kan masuk ke era pandemi sejak tahun 2020-an ini," tegas Dicky.