Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM - Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata.
Meningkatnya tekanan bola mata ini terjadi akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata.
Seseorang yang menderita kondisi ini dapat merasakan gejala berupa gangguan penglihatan, nyeri pada mata, sakit kepala.
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak di seluruh dunia maupun di Indonesia.
Kebutaan akibat glaukoma bersifat permanen.
Baca juga: 7 Obat Tradisional Berkhasiat Mengobati Katarak Secara Alami, Catat Bahan-bahannya!
Baca juga: Apa Itu Penyakit Glaukoma yang Diidap oleh Adi Kurdi, Pemeran Abah Keluarga Cemara yang Meninggal
"Karena sering tidak bergejala, calon penderita glaukoma kerap tidak menyadarinya," kata dr Nyoman Yenny Khristiawati dari Siloam Hospitals Denpasar melalui edukasi webinar kesehatan, Rabu (10/03/2021).
"Karenanya harus diwaspadai bila memiliki riwayat diabetes, hipertensi atau secara umum kerap merasakan sakit kepala dan atau rutin menggunakan obat tetes mata tertentu yang mengandung steroid. Segera deteksi dini karena glaukoma bersifat permanen," tutur Yenny.
Menurut dia, dampak dari Glaukoma mengakibatkan kualitas hidup penderita mengalami gangguan penglihatan dan akan adanya pengobatan yang intensif dan periodik.
Penyakit Glaukoma memiliki dua jenis; yaitu Primer dan Sekunder.
"Yang membedakan antara keduanya adalah penyebab dari mata tersebut," imbuh Yenny.
Untuk jenis yang Primer, penyebabnya tidak diketahui, namun faktor genetik memiliki peran didalamnya.
Sementara Glaukoma Sekunder penyebabnya karena efek samping obat-obatan atau akibat trauma dan penyakit lainnya.
Glaukoma tipe Sudut Terbuka dan tipe Sudut Tertutup