Ketua Umum GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi Zarman di seminar yang sama mengatakan pengobatan tradisional Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan ramuan jamu.
“Jamu di Indonesia sudah ada sejak tahun 1300 dan merupakan minuman bersejarah dengan berbagai khasiat untuk menjaga kesehatan, bahkan menyembuhkan berbagai penyakit,” jelas Dra. Reri.
Dwi Ranny mengatakan, pengobatan tradisional sudah diakui oleh WHO, badan kesehatan PBB. WHO menunjukan kepedulian terhadap pengembangan obat tradisional dengan mengeluarkan buku panduan Metodologi Penelitian dan Evaluasi terhadap pengobatan tradisional.
Jenis pengobatan alternatif dikelompokkan menjadi dua, yakni pengobatan berdasarkan herbal dan terapi yang berdasarkan prosedur tradisional.
“Yang termasuk pengobatan alternatif herbal yaitu penggunaan bahan asli tanaman seperti bunga, buah-buahan, akar, daun dan lain-lain dan saat ini bertambah dari sumber hewani,” tutur Dwi Ranny.
Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si, menambahkan, Indonesia memiliki keanakaragaman hayati yang melimpah. Terdapat sekitar 30 ribu jenis tanaman, dimana sekitar 800 diantaranya berpotensi untuk dijadikan obat herbal.
Sejalan dengan Inpres No.6 tahun 2016 tentang Percepatan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Badan POM menginisasi pembentukan Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka.
Ada 14 lembaga yang terlibat dalam Satgas ini, terdiri dari Kementerian, asosiasi pelaku usaha, organisasi profesi, dan perguruan tinggi.
Dengan terbentuknya Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka diharapkan dapat meningkatkan intensifikasi hilirisasi penelitian obat berbahan alam untuk menjadi Fitofarmaka, sehingga akses dan ketersediaan obat produksi nasional akan meningkat.
"Ke depannya, produk Fitofarmaka juga diharapkan dapat berperan sebagai produk pengobatan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN,” papar Reri Indriani.
Nucleus Farma saat ini terlibat dalam riset obat antikanker ovarium.
Tim Nucleus Farma dan dr. Manuel Hutapea,Sp.OG.(K) Onk. baru-baru ini mengunjungi LIPI Kimia Serpong untuk membahas kerja sama penelitian obat kanker dari bahan alam.
Dr. Manuel Hutapea,Sp.OG.(K) Onk adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan onkologi di RS Mitra Medika Pontianak.
Sebelumnya sudah dilakukan uji pendahuluan dan akan dilanjutkan riset yang lebih komprehensif.