News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Usai Vaksin Covid-19, Lengan Merasa Nyeri dan Pegal? Ternyata Ada Hubungannya dengan Sel Kekebalan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Usai Vaksin Covid-19, Lengan Merasa Nyeri dan Pegal? Ternyata Ada Hubungannya dengan Sel Kekebalan. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Efek samping paling umum yang dialami mereka yang telah menerima vaksinasi virus corona (Covid-19) adalah rasa sakit di sekitar titik suntikan.

Hal ini juga lebih sering terjadi diantara penerima vaksin yang berusia lebih muda, dengan 83 persen dari mereka yang berusia antara 18 hingga 55 tahun melaporkan keluhan lengan yang sakit setelah menerima suntikan pertama.

Jumlahnya bahkan lebih banyak dibandingkan dengan 71 persen dari mereka yang berusia di atas 55 tahun.

Ini tercatat dalam uji klinis vaksin Pfizer-BioNTech.

Demikian pula, 87 persen orang di bawah usia 65 tahun yang melaporkan rasa sakit di area titik suntikan setelah mendapatkan vaksinasi pertama uji klinis vaksin Moderna.

Baca juga: Di Amerika Warga Boleh Lepas Masker Jika Vaksinasi Covid-19 Lengkap, Kenapa di Indonesia Tidak?

Baca juga: Alami Nyeri Otot di Seluruh Tubuh Setelah Divaksin Covid-19, Normalkah?

Angkanya lebih tinggi jika dibandingkan kelompok usia di atas 65 tahun yang mencapai 74 persen.

Lalu mengapa efek samping yang dialami mereka berbeda pada tiap kelompok ?

Dikutip dari laman The Straits Times, Senin (17/5/2021), Profesor Ooi Eng Eong dari Duke-NUS Medical School mengatakan bahwa efek samping yang umum dilaporkan dari vaksin mRNA Covid-19, sebagian besar disebabkan oleh respons kekebalan tubuh.

Pundak pegal bisa jadi sinyal sakit yang serius (Tribunjualbeli.com)

Ini menimbulkan dampak seperti rasa nyeri di titik suntikan, kelelahan, sakit kepala hingga nyeri tubuh.

"Misalnya, rasa sakit di tempat suntikan tidak hanya disebabkan oleh penyisipan jarum suntik, namun juga oleh sel-sel kekebalan yang menyusup ke tempat suntikan itu untuk 'mengambil' vaksin. Selain itu, sel kekebalan yang diaktifkan akan 'berbicara' dengan sel kekebalan lain untuk mengkoordinasikan respons mereka melalui bahan kimia, ini yang menyebabkan munculnya efek samping," kata Prof Ooi.

Ini menjelaskan mengapa lebih banyak orang mengalami efek samping setelah mendapatkan dosis kedua dibandingkan yang pertama.

"Hal itu karena suntikan pertama memperkuat sistem kekebalan terhadap protein lonjakan Sars-CoV-2. Sehingga respons kekebalan terhadap dosis kedua kemungkinan besar lebih kuat dibandingkan yang pertama," jelas Prof Ooi.

Sementara itu Kepala Dokter di Raffles Medical Group, Dr Tseng Hsien Cho mengatakan bahwa sistem kekebalan memiliki dua lapisan respons, yakni respons kekebalan bawaan yang kemudian diikuti oleh respons kekebalan adaptif.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini