Orang Indonesia terbiasa makan sampai kenyang. Padahal, di keilmuan, makan harus minimal 2,5 jam sampai tiga jam sebelum olahraga.
Sebab, ketika lambung dalam posisi penuh, peluang asam lambung naik cenderung lebih tinggi.
Hal tersebut yang biasanya membuat performa turun meski tidak berdampak langsung ke cedera.
Jadi, jam makan sebaiknya lebih menyesuaikan ritme bertanding. Usahakan makan minimal 2,5 jam sampai tiga jam sebelum kita berolahraga.
Bagaimana penanganan pertama yang tepat ketika mengalami cedera?
Apapun jenis cedera, baik persendian, engkel, bahu, atau otot tertarik, tindakan yang baik adalah RICE atau rest, ice compress, compression, dan elevation.
Langsung istirahatkan area yang mengalami cedera. Bukan istirahat tubuh total, ya.
Setelah istirahat, bagian yang cedera langsung dikompres pakai es selama 15 menit untuk merangsang fase perbaikan.
Sebab, setelah cedera, akan ada fase inflamasi selama 2 x 24 jam. Tandanya kemerahan, suhu tinggi, serta bengkak.
Apa saja faktor yang memengaruhi pemulihan kondisi cedera?
Asupan makanan, istirahat, karakteristik tubuh setiap individu, serta tingkat cedera cukup memengaruhi.
Kasus cedera yang memaksa pemain mengakhiri karier sebenarnya dipengaruhi oleh kemampuan mengembalikan kepercayaan diri.
Ada pesan untuk masyarakat agar olahraga tetap mendapat manfaat sekaligus meminimalisasi cedera?
Selama pandemi Covid-19, yang jadi konsentrasi adalah 5M. Padahal, akan lebih lengkap jika 5M plus 1I, yaitu menjaga imun.
Kita tetap bisa menjalankan olahraga di rumah lewat gerakan jumping jacks, yang setara bersepeda atau jogging.
Cara tersebut cukup untuk membakar kalori. Namun, kalau ingin olahraga di luar rumah, sebenarnya tidak ada masalah asal tetap menjalankan protokol kesehatan.
Intensitasnya juga dikurangi mengingat kondisi masih pandemi. *
Baca juga: Pemerintah Masih Dingin Tanggapi Permintaan Perajin Tahu-Tempe (1)