Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah organisasi profesi mengusulkan revisi protokol tatalaksana Covid-19.
Satu diantaranya adalah menghapus obat Azitromisin dan Oseltamivir yang tak lagi jadi standar perawatan pasien Covid-19
Pakar dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menuturkan revisi pemakaian Oseltamivir dan Azitromisin juga dilakukan oleh WHO.
"Sebenarnya Oseltamivir adalah obat bagus. Obat antivirus ini digunakan untuk terapi infeksi Influenza dalam tubuh. Bukan untuk Covid-19. Jadi jelas, prinsipnya, Oseltamivir itu bukan obat Covid-19," ujarnya seperti dikutip dari akun twitternya, Senin (19/7/2021).
Baca juga: Stop Penggunaan Obat Ivermectin untuk Anak dalam Terapi Covid-19
Sedangkan Azitromisin adalah obat antibiotik yang mengatasi bakteri.
"Kalau Covid-19 kan penyebabnya virus. Sehingga, tidak seharusnya pasien Covid-19 diberikan Azitromisin kecuali ada infeksi bakteri sekunder. Akan tetapi, pemakaiannya tetap ditentukan oleh dokter," jelas Ketua Satgas Covid-19 IDI ini.
Efek Samping Penggunaan Azitromisin
Ia mengungkapkan, revisi itu dilakukan karena beberapa penelitian mengungkap bahwa dampak Azitromisin terhadap pasien Covid-19 itu tidak efektif.
Bahkan penggunaannya secara tidak perlu membuat pasien rentan terhadap efek samping obat itu. Salah satunya meningkatkan risiko resistensi.
"Sampai menyebabkan kematian? Kelihatannya tidak. Penyebab kematian pasien Covid-19 itu kebanyakan karena tidak tertangani. Apalagi banyak pasien dengan keluhan berat tidak bisa masuk ke rumah sakit," ungkap dia.
Risiko Penggunaan bagi Pasien Isoman
Zubairi menuturkan, pasien isoman yang selama ini menggunakan obat antibiotik secara bebas ini memiliki risiko.
Kalau pemakaiannya sembarangan, terlalu banyak, tanpa indikasi yang benar, maka akan timbul resistensi.