Kendati demikian, efek sampingnya hanya muncul selama beberapa saat saja.
"Akhirnya dikasih insulin, tapi pas lagi pakai insulin, disuntiknya muncul (efek samping) hijau hijau (area suntiknya) di paha, perut, tapi cuma 30 menit," papar Sri.
Ia kembali menyampaikan bahwa kadar gula darahnya yang sempat turun itu kemudian kembali tinggi hingga mencapai 380 mg/dL.
Dia kembali menggunakan insulin danĀ mencoba menyeimbangkannya dengan konsumsi obat oral.
Karena ia menyadari bahwa mengkonsumsi obat oral terlalu banyak dan sering, dalam waktu yang cukup lama berisiko memunculkan penyakit baru pada organ tubuh lainnya.
"Nah kemarin itu tinggi lagi 380 (mg/dL), saya suntik lagi. Sekarang sambil minum obat aja, obat gulanya ada 4 untuk pagi siang sore malam, takutnya kalau banyak minum obat itu malah ke ginjal saya efeknya," tutur Sri.
Perempuan yang berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar (SD) ini pun mengaku telah memiliki banyak stok insulin untuk mengatasi kadar gula darahnya jika kembali naik secara tiba-tiba.
"Ini insulin saya sudah stok banyak, kalau gula darah tinggi lagi ya saya suntik di paha," kata Sri.
Saat ini, kata dia, obat oral yang dikonsumsi tidak hanya untuk pengobatan kadar gula darahnya saja, namun ada beberapa jenis obat lainnya yang harus ia minum.
"Jadi sekarang saya minum obat kolesterol, pengencer darah, obat gula 4 macam, vitamin B12, sama obat darah tinggi. Tapi kalau gulanya tinggi ya saya tambah suntik insulin," jelas Sri.
Memiliki penyakit DMT2 ini tentunya harus membuatnya bijak dalam menerapkan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan yang sehat dengan porsi yang dikurangi, berolahraga dan mengelola stress.
Namun terkadang hal ini sulit ia lakukan karena rutinitasnya sebagai seorang guru mewajibkannya untuk terus berpikir.
Sehingga hal itu dapat memicu kembali munculnya stress dan meningkatkan kadar gula darahnya.
"Nah kadang kalau saya lagi bikin soal, ini kan (sekolah) mau bagi rapor. Makanya sekarang lagi hitung nilai, itu saya pasti sakit terus gulanya tinggi, karena stres banyak mikir, kelelahan," papar Sri.