Kematangan telur dicek dengan mikroskop, dan telur yang matang akan diawetkan dengan kriopreservasi.
Saat ini, vitrifikasi adalah metode yang dapat digunakan untuk kriopreservasi oosit, yang bertujuan untuk melakukan pendinginan ultra-fast menjadi nitrogen cair agar nantinya dapat disimpan.
Nantinya sel telur ini dapat digunakan di masa depan ketika wanita sudah siap untuk hamil.
Ketika wanita siap untuk menggunakan telur beku untuk mencapai kehamilan, telur cryopreserved ini ditempatkan dalam larutan penghangat.
Telur yang selamat dari proses pembekuan akan dibuahi dengan injeksi sperma intracytoplasmic (ICSI), di mana satu sperma disuntikkan langsung ke dalam telur, dan telur yang dibuahi akan tumbuh dalam kultur sampai embrio siap untuk dipindahkan ke dalam rahim.
Kemudian untuk mencapai kehamilan, biasanya diperlukan proses selama 3-5 hari setelah pembuahan.
Baca juga: Luna Maya Habiskan Ratusan Juta untuk Bekukan Sel Telur?
Baca juga: Siapa yang Berisiko Alami Pembekuan Darah Usai Vaksin Astrazeneca? Ini Penjelasan Dokter
Berapa besar tingkat keberhasilan proses pembekuan sel telur?
Keberhasilan kehamilan pada wanita yang melakukan proses sel telur diprakirakan antara 4-12% per oosit.
Secara umum, dua faktor terpenting dalam menentukan probabilitas kelahiran hidup adalah usia wanita pada saat pembekuan sel telur dan jumlah sel telur yang tersedia.
Disampaikan juga bahwa berdasarkan penelitian didapatkan fakta bahwa proses ini tidak menunjukkan peningkatan risiko anomali kongenital.
Apa resiko dari pembekuan sel telur?
Resiko dari pembekuan sel telur ini serupa dengan stimulasi ovarium untuk IVF.
Disampaikan bahwa risiko kecilnya adalah sindrom hiperstimulasi ovarium (pembesaran ovarium dan akumulasi cairan di panggul dan perut), infeksi, hingga perdarahan terkait dengan prosedur pengambilan telur.