News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Empat Alasan Kenapa Perlu Mengurangi Konsumsi Makanan yang Digoreng

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi gorengan. Ada empat alasan kenapa makanan yang digoreng perlu dikurangi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini harga minyak goreng sedang melambung tinggi.

Sempat langka dan sulit dicari, minyak goreng kini dapat ditemukan meskipun harganya melambung.

Sulit mendapatkan minyak goreng, mungkin bisa diakali dengan berkenalan pada makanan tanpa digoreng.

Hal ini disampaikan dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia group.

Menurutnya ada empat alasan kenapa makanan yang digoreng perlu dikurangi.

Pertama, saat makanan digoreng maka asupan kalori pun meningkat.

Semisal, kentang saat dipanggang kalorinya hanya berkisar 93.

Sedangkan kandungan lemaknya nol.

Namun saat kentang digoreng, kalori naik menjadi 319.

Baca juga: HET Minyak Goreng Dicabut, Pedagang Warteg Naikkan Harga Gorengan Jadi Rp 2.000

Lemaknya pun melonjak menjadi 17 gram.

"Kalau digoreng, kentang menyerap minyak. Minyak lah yang menjadi sumber kalori," ungkapnya dalam kanal YouTube Sonora FM dikutip Tribunnews, Senin (21/3/2022).

Kedua, makanan yang digoreng biasanya dengan suhu yang tinggi.

Suhu tinggi dapat mengubah ikatan kimia di dalam minyak menjadi trans fat.

Trans fat adalah lemat yang di dalamnya disusupkan secara paksa oleh proses kimia yang terhidrogenasi.

Adanya trans fat berfungsinya agar lemak dapat tahan lama.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Naik, Harga Gorengan Naik Jadi Rp 2.000 dari Sebelumnya Rp 1.000

Selain itu mempertahankan agar minyak tidak berbau dengan harga yang murah.

"Bahayanya adalah dapat memicu penyumbatan pada jantung, struk, diabetes, termasuk pemicu kegemukan. Selain itu juga memicu hipertensi dan jenis kanker," kata dr Santi.

Alasan ketiga adalah saat menggoreng, biasanya dilengkapi dengan tepung.

Dengan penambahan tepung ini, maka dapat menambah asupan kalori. Sehingga tepung dapat menyerap lebih banyak minyak.

Di sisi lain, tepung yang dikonsumsi akan diubah tubuh menjadi gula. Jika dipanaskan akan menimbulkan reaksi.

Kalau di dalam ada asam amino dapat menimbulkan zat kimia akrilamida.

"Di dalam beberapa studi, terutama pada hewan, bisa menimbulkan kanker. Studi lebih lanjut pada manusia masih panjang dan perdebatan. Apakah jenis akrilamida pada manusia bisa menyebabkan kanker masih dalam penelitian lebih lanjut," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini