Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Diperkirakan ada 80 - 90 juta orang yang akan mudik pada lebaran tahun ini dengan berbagai moda transportasi.
Pemerintah pun memprediksi akan ada 23 juta mobil pribadi dan 17 juta sepeda motor yang akan melakukan perjalanan mudik di Pulau Jawa saja.
Selain Covid-19, masalah kesehatan lain harus diperhatikan selama mudik Lebaran 2022.
Baca juga: H-5 Lebaran: Kondisi Lalu Lintas di Tol Cikampek Masih Belum Terjadi Peningkatan Kendaraan Pemudik
Baca juga: Dukung Kelancaran Arus Mudik, Subholding Gas Pertamina Salurkan Gaslink di Rest Area Km 72A
Pakar ilmu kesehatan dari Fakultas Ilmu Kedokteran (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama memaparkan, seperti kelelahan, gangguan pencernaan juga paling banyak dialami para pemudik, terutama anak dan bayi yang ikut mudik.
"Kelelahan akibat macet yang panjang," kata Tjandra Rabu (27/4/2022).
Selama dalam perjalanan, jika lelah segeralah beristirahat. Sebaiknya setiap 4 jam berkendara (roda 4 atau roda 2) maka harus istirahat.
Jika ada keluhan sakit, maka segera berobatlah ke Pos Kesehatan, Puskesmas dan Rumah Sakit disepanjang jalur arus mudik yang tentunya sudah disediakan pemerintah.
Selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam perjalanan mudik dan tidak jajan sembarangan.
"Selama perjalanan jangan mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam, atau setidaknya menghindari makanan dan minuman yang mudah mengiritasi saluran cerna kita. Juga jangan mau menerima begitu saja minuman dan makanan dari orang yang tidak dikenal," pesannya.
Belum lagi, masalah kesehatan di kampung halaman dan masalah kambuhnya penyakit kronik yang diderita selama perjalanan seperti hipertensi, diabetes melitus, asma.
"Kemungkinan penyakit menular seperti Infeksi saluran pernapasan atas (ISFA) dan diare. Bukan tidak mungkin pula ada gangguan seperti hipnotis maupun pembiusan melalui makanan dan minuman," kata Tjandra.
Ia pun menyarankan, agar selama perjalanan membawa obat-obat yang diperlukan selama perjalanan.
Seperti, obat-obat yang memang rutin dikonsumsi untuk penyakit kronik yang memang sudah ada, misalnya tekanan darah tinggi, DM dll.