Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) saat ini bekerja sama dengan Departemen Kesehatan di seluruh AS untuk mengidentifikasi anak-anak dengan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya.
Penyelidik pun sedang memeriksa kemungkinan hubungan antara wabah ini dengan infeksi adenovirus tipe 41.
Dikutip dari laman www.cdc.gov, Senin (9/5/2022), identifikasi dilakukan terhadap 5 pasien anak dengan hepatitis (radang hati) yang tidak diketahui penyebabnya di sebuah rumah sakit di Alabama pada Oktober 2021.
Anak-anak ini memiliki penyakit hati yang signifikan, termasuk beberapa diantaranya dengan kondisi gagal hati, tanpa penyebab yang diketahui.
Baca juga: Kasus Hepatitis Akut Misterius, Apakah Bisa Jadi Pandemi? Ini Kata Pakar Epidemiologi
Kelima anak tersebut telah dites negatif untuk virus hepatitis A, hepatitis B dan hepatitis C, serta dites positif untuk adenovirus, virus umum yang biasanya menyebabkan penyakit seperti pilek atau flu, atau masalah perut maupun usus.
Tinjauan tambahan dari catatan rumah sakit kemudian mengidentifikasi empat pasien tambahan, semuanya memiliki infeksi hepatitis dan adenovirus.
Anak-anak ini sebelumnya dalam kondisi sehat dan berusia antara satu hingga enam tahun pada saat dirawat di rumah sakit.
Mereka berasal dari berbagai negara bagian di AS, tidak ada kontak yang diketahui atau paparan umum yang ditemukan diantara anak-anak ini.
Tak satu pun diantara mereka yang memiliki kondisi medis mendasar yang signifikan, semua ana itu pun kini dalam kondisi pulih.
Sementara pasien lain dengan penyakit serupa kini sedang diselidiki di negara bagian lain.
CDC juga menyadari terdapat peningkatan angka pasien anak dengan hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya baru-baru ini yang dilaporkan di negara lain.
Oleh karena itu, lembaga itu pun bekerja sama dengan pejabat kesehatan masyarakat di seluruh dunia untuk memahami apa yang mereka pelajari.
Adenovirus telah terdeteksi pada beberapa pasien di seluruh Inggris dan Eropa, namun tidak diantara pasien di negara bagian di AS.