"Dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi. Paling banyak DKI Jakarta, Kalimantan Timur satu kasus, Jawa Timur ada tiga kasus pending dan dua kasus discarded," tutur Syahril.
Dirut RSPI Sulianto Saroso ini mengatakan, terdapat perubahan jumlah kasus hepatitis akut yakni awalnya dua kasus menjadi satu.
"Tadinya dua probable, tanggal 16 Mei menjadi satu. Kemudian terjadi pengurangan satu kasus di discarded karena hepatitis A (positif). Kemudian ada tambahan dua kasus kemarin, laporan baru masuk dalam kasus pending. Jadi ada 14 kasus dengan provinsi tadi," tambahnya.
Dari segi usia, kelompok umur di bawah 5 tahun paling banyak terinfeksi hepatitis akut yaitu sebanyak tujuh orang, usia 6-10 ada dua orang, dan usia 11-16 sebanyak lima orang.
4 Pasien Bergejala Dinyatakan Sembuh
Menurut dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH kini dilporkan ada 4 pasien dengan gejala hepatitis akut yang telah sembuh.
Keempatnya dipulangkan tanpa meninggalkan keluhan seperti mual, muntah, demam, atau diare.
"Ada empat sembuh yang dipulangkan. secara klinis enggak ada keluhan. Secara laboratorium normal, enggak menular lagi," kata Syahril di gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (18/5/2022).
Meski tak bisa menulari orang lain, pasien hepatitis yang sembuh dapat mengalami re-infeksi jika bertemu kembali dengan sumber penularan yang sama.
Sehingga masyarakat diimbau tetap waspada terhadap penularan penyakit misterius ini.
"Sama seperti Covid-19 juga, apakah kalau sudah pulang bisa kena Covid-19 lagi? Bisa Hepatitis ini, kalau ketemu lagi sumber penularan yang disebut dengan reinfeksi," ujarnya.
--
Mengenal Klasifikasi Kasus Hepatitis Akut
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan, sejumlah definisi kasus yang digunakan pada penyakit hepatitis.
Tidak jauh berbeda dengan kasus Covid-19 yang saat itu menggunakan suspek, OTG sampai konfirmasi kasus.