Kavanagh menyampaikan bahwa UNAIDS menghargai komunitas LGBTI, karena telah memimpin dalam meningkatkan kesadaran terhadap virus Monkeypox.
Organisasi itu juga menegaskan kembali bahwa penyakit tersebut dapat menyerang siapa saja, bukan hanya komunitas tertentu.
"Wabah ini menyoroti kebutuhan mendesak bagi para pemimpin untuk memperkuat pencegahan pandemi, termasuk membangun mitigasi berbasis komunitas yang lebih kuat
kapasitas dan infrastruktur Hak Asasi Manusia-nya untuk mendukung tanggapan yang efektif dan non-stigmatisasi terhadap wabah ini," tegas Kavanagh.
Sebelumnya pada Senin kemarin, WHO mengatakan bahwa wabah Monkeypox di negara-negara non-endemik dapat diatasi dan penularan virus dari manusia ke manusia pun dapat dihentikan.
"Kami ingin menghentikan penularan dari manusia ke manusia. Kami dapat melakukan ini di negara-negara non-endemik, ini adalah situasi yang dapat dikendalikan," kata salah satu pejabat WHO, Maria Van Kerkhove dalam interaksi langsung di saluran media sosial organisasi itu.
Asal-usul, Gejala Awal dan Langkah Pencegahan
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Mengutip dari CDC, virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.
Monkeypox atau cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958.
Saat itu, dua wabah penyakit mirip cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Karena itu, penyakit tersebut diberi nama "Monkeypox".
Kasus manusia pertama dari monkeypox tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo (DRC). Selama periode upaya intensif untuk menghilangkan cacar.
Sejak itu, cacar monyet telah dilaporkan pada orang-orang di beberapa negara Afrika tengah dan barat lainnya, seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone. Mayoritas infeksi berada di Republik Demokratik Kongo.
Kasus cacar monyet pada manusia telah terjadi di luar Afrika terkait dengan perjalanan internasional atau hewan impor, termasuk kasus di Amerika Serikat, serta Israel, Singapura, dan Inggris.
Reservoir alami cacar monyet masih belum diketahui.