News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Monkeypox di Inggris Meningkat Menjadi 71

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Staf medis yang mengenakan peralatan pelindung memasuki area karantina pusat LSM medis Internasional Doctors Without Borders (Medecins sans frontieres - MSF), di Zomea Kaka, di wilayah Lobaya, di Republik Afrika Tengah pada 18 Oktober 2018.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Virus cacar monyet (Monkeypox) telah ditemukan pada 14 orang lainnya di Inggris, sehingga jumlah total kasus di negara itu menjadi 71.

Para pejabat kesehatan Inggris saat ini tengah melacak kontak erat berisiko tinggi dari kasus-kasus tersebut untuk meminta mereka mengisolasi diri di rumah selama 21 hari.

Vaksin cacar pun ditawarkan untuk mencegah tubuh mereka mengembangkan gejala Monkeypox.

Siapapun yang mengalami gejala ruam atau lesi yang tidak biasa pada bagian tubuh manapun harus menghubungi NHS 111 atau layanan kesehatan seksual setempat.

Dikutip dari laman BBC, Rabu (25/5/2022), seorang Konsultan Kesehatan Seksual di London Selatan, Dr David Phillips mengatakan bahwa saat ini kliniknya masih 'terbuka untuk bisnis', meskipun beberapa staf mengisolasi diri, dan janji pertemuan pun diadakan melalui telepon untuk mengurangi risiko penyebaran Monkeypox.

Baca juga: WHO: Tidak Ada Bukti yang Tunjukkan Virus Monkeypox Telah Bermutasi


Ia menyampaikan, beberapa pasien tampak frustrasi, namun pihaknya berupaya menenangkan mereka.

Kliniknya, kata dia, saat ini telah melihat sejumlah kecil kasus Monkeypox.

Sebagian besar kasus cacar monyet atau Monkeypox baru-baru ini telah diidentifikasi diantara pria gay, biseksual, dan pria lain yang berhubungan seks dengan sesama pria (Hindustanewshub)

Sementara itu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan mayoritas dari 71 orang yang terinfeksi itu sejauh ini adalah gay, biseksual atau laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama jenis.

Lembaga tersebut pun telah meminta kelompok-kelompok ini untuk secara khusus mewaspadai gejalanya.

Kendati demikian, Monkeypox bukan merupakan penyakit menular seksual, dan para ahli menekankan bahwa penyakit ini tidak mempengaruhi satu komunitas saja.

Oleh karena itu, seharusnya tidak ada stigma negatif yang ditujukan terhadap komunitas tertentu.

Perlu diketahui, virus yang biasanya merupakan infeksi ringan ini menyebar tidak hanya melalui kontak erat dengan luka pada kulit saja, namun juga tempat tidur, handuk, pakaian yang digunakan oleh orang yang terinfeksi, serta melalui batuk dan bersin penderita.

Baca juga: WHO Rilis Laporan 250 Kasus Cacar Monyet di 16 Negara, Indonesia Lakukan Pencegahan

UKHSA menjelaskan bahwa risiko keseluruhan untuk penularan pada publik tergolong rendah, meskipun ada peningkatan kasus di tengah wabah Monkeypox terbesar di luar Afrika ini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini