Sejauh ini dalam wabah yang dimulai pada awal Mei ini, telah terjadi 131 kasus Monkeypox pada lebih dari 15 negara.
Sebagian besar terjadi di Eropa, di mana kasus ini sebenarnya jarang ditemukan, meskipun ada lebih dari 1.200 kasus dalam beberapa bulan terakhir terjadi di Afrika Barat.
Di Inggris, semua kasus ada di wilayah negara itu, kecuali di Skotlandia.
Sedangkan di Wales maupun Irlandia Utara, tidak ada kasus yang ditemukan.
Lebih dari 1.000 dosis vaksin cacar Imvanex sedang dikirim ke NHS Trusts, dan 3.500 dosis lainnya berada di Inggris.
Kendati terus menyebar, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa wabah itu 'dapat dikendalikan'.
Lembaga tersebut kemudian memberikan petunjuk kepada negara-negara tentang bagaimana cara mengatasi situasi tersebut.
Baca juga: Cacar Monyet atau Monkeypox: Asal-usul, Gejala Awal, dan Langkah Pencegahannya
Monkeypox biasanya dikaitkan dengan perjalanan ke Afrika Tengah atau Barat, namun beberapa kasus yang terjadi di luar negara Afrika itu tidak memiliki kaitan perjalanan.
Virus tersebut memang tidak menyebar secara mudah diantara masyarakat, namun dapat menyebar melalui:
1. menyentuh pakaian, tempat tidur maupun handuk yang digunakan oleh seseorang yang mengalami ruam Monkeypox.
2. menyentuh lepuh maupun luka terbuka pada kulit penderita Monkeypox.
3. batuk atau bersin orang yang terkena ruam Monkeypox.
Jika anda terinfeksi virus ini, biasanya diperlukan waktu antara 5 hingga 21 hari untuk munculnya gejala pertama.
Gejala Monkeypox ditandai demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan dan kelelahan.
Ruam pun dapat berkembang, seringkali dimulai pada wajah, kemudian menyebar pada bagian tubuh lainnya.
Ruamnya berubah dan melewati tahapan yang berbeda, sedikit seperti cacar air, sebelum akhirnya membentuk keropeng yang akhirnya rontok.