News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Potong Generasi Perokok, Malaysia Pertimbangkan Produk Alternatif

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mural penanda kampung bebas asap rokok RW 6, Kayumanis, Jakarta Timur, Jumat, (8/10/2021). (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peningkatan prevalensi perokok menjadi kekhawatiran di banyak negara. Meskipun begitu, potensi mengurangi jumlah perokok dapat didorong oleh kehadiran produk alternatif tembakau. 

Hal ini pula yang mendasari langkah pengendalian tembakau terkini di Malaysia, di mana Kementerian Kesehatan setempat mencanangkan berbagai strategi baru, salah satunya adalah melegalkan produk alternatif sebagai produk alternatif tembakau.

Angka potensi memotong generasi perokok di Malaysia memang terbilang besar. 

Hasil pemodelan berdasar laporan The Cochrane 2021 yang diaplikasikan di Malaysia menunjukkan sebanyak 140.000–220.000 perokok Malaysia dapat berhenti merokok setiap tahun dengan beralih ke produk vaping. 

Penurunan 2,9 sampai 4,5 persen per tahun berdasarkan prevalensi merokok saat ini dapat mengurangi jumlah perokok di Malaysia dari 4,88 juta ke 4 juta perokok pada tahun 2025 mendatang.

Baca juga: Tarif Cukai Rokok Perlu Dibuat dalam 5 Layer untuk Dorong Penerimaan Negara

Pemerintah Malaysia memilih untuk menurunkan angka perokok dengan kebijakan pelarangan, sekaligus mengatur penggunaan produk alternatif sebagai pengganti.

"Undang-undang baru yang diusung tidak hanya berisi ketentuan untuk melarang merokok untuk generasi berikutnya, tetapi juga mengatur produk vaping. Untuk anggaran 2022, pemerintah berencana mengenakan pajak vape dan cairan rokok elektrik yang mengandung nikotin, yang secara efektif melegalkan produk-produk ini," ungkap Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin, dalam siaran pers, Senin (30/5/2022).

Baca juga: Ketua Akvindo Sebut Produk Tembakau Alternatif Tidak Hasilkan Residu Seperti Rokok

Merespons hal ini, sejumlah organisasi non-profit (NGO) di Malaysia, seperti Asosiasi Kesehatan Ikram, MyWatch, Asosiasi Farmasi Malaysia, dan Komunitas Kanker Nasional beri dukungan terhadap rancangan undang-undang baru tersebut. 

Banyak pihak sepakat Malaysia memiliki potensi besar untuk mewujudkan generasi bebas merokok. 

Asosiasi Pengobatan Ketergantungan Malaysia (AMAM) melaporkan bahwa 50 persen perokok di Malaysia saat ini ingin berhenti.

Baca juga: Pakar Global Klaim Vaping Jauh Miliki Risiko Kesehatan Lebih Rendah Ketimbang Kretek

Sementara pada survei yang berbeda, Zebra Hijau (TGZ) menyebut bahwa sebanyak 80 persen penduduk Malaysia percaya pada penerapan strategi pengurangan bahaya tembakau di negara tersebut akan membantu perokok beralih dari rokok tembakau tradisional. 

Di banyak negara, tidak terkecuali Indonesia, tantangan regulasi yang tidak proporsional menjadi salah satu hambatan utama dalam upaya penurunan prevalensi perokok melalui pemanfaatan produk alternatif. 

Sebuah laporan yang disusun Pusat Penelitian dan Informasi Data Metrik (DARE) yang menampung banyak ahli dari berbagai latar belakang, seperti kesehatan, bisnis, dan riset, memaparkan fakta tersebut. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini