Deputy Chief Executive Officer Kasoem Group Trista Mutia Kasoem menuturkan, kegiatan Parents Power menekankan pada pentingnya habilitasi untuk anak gangguan pendengaran.
Karena para orang tua harus memahami bahwa merawat anak dengan kondisi ini tidak hanya sekadar Alat Bantu Dengar (ABD) atau implan koklea saja, namun lebih dari itu.
"Acara ini adalah rangkaian kegiatan dari pentingnya habilitasi. Kasoem memiliki tanggung jawab untuk mengajak seluruh orang tua dengan gangguan pendengaan bahwa habilitasi AVT sangat penting, bukan hanya sekadar pemilihan ABD atau implan saja, karena tahapan itu panjang," jelas Trista.
Salah satu orang tua yang berhasil mengembangkan keterampilan berbicara anaknya menggunakan metode AVT ini adalah Syarifuddin.
Baca juga: Cara Zaskia Adya Mecca Hadapi Pertanyaan Anak-anaknya yang Makin Kritis
Meski putranya, Alkhalifi Razka terdiagnosis gangguan pendengaran 100 desibel (dB) dan 110dB, kini anak itu bisa memiliki pendengaran hampir sama dengan yang lain.
"Alkha mampu memahami lebih dari 1000 kosa kata. Mulai menggunakan tiga kata dalam satu kalimat, dan mampu mendengar seluruh spektrum wicara dengan baik," kata Syarifuddin.
Dengan kemampuannya itu, Alkha pun bisa masuk Sekolah Dasar (SD) pada usia 7 tahun. Bahkan, ia bisa menceritakan pelajaran apa yang paling disukainya di sekolah.
"Alkha kelas satu di SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Umar Bin Khattab Kudus dan paling suka pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris," jelas Syarifuddin.
Kendati telah berhasil menerapkan metode AVT pada anaknya, Syarifuddin mengaku bahwa keberhasilan ini tidak diperoleh secara mudah.
Karena sebelum akhirnya memiliki pendengaran yang setara dengan teman sebayanya, sang putra pernah mengalami kesulitan.
Hal tersebut terjadi saat Alkha menggunakan alat bantu dengar usai didiagnosis. Ia sempat mengalami penurunan percepatan perolehan dan pemahaman bahasa selama 1,5 tahun menggunakan ABD dan menjalani AVT.
"Dari hasil terapi yang secara objektif menunjukkan anak mengalami penurunan percepatan perolehan dan pemahaman bahasa," papar Syarifuddin.
Khawatir mengetahui kondisi anaknya, Syarifuddin pun memutuskan mengganti ABD putranya pada usia 3,5 tahun.
Kemudian menggunakan implan koklea hingga kini, saat usia Alkha telah mencapai 7,5 tahun. Setelah itu, Alkha melanjutkan terapi AVT secara rutin selama 1,5 tahun.