Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berawal dari unggahan penyanyi Andien, aksi seorang ibu di CFD Jakarta menuai simpati masyarakat.
Perempuan bernama Santi itu membawa pesan tertulis berbunyi "Tolong Anakku Butuh Ganja Medis".
Terlihat Santi bersama sang anak tercinta, Fika yang mengalami Celebral Palsy berada di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia.
Celebral Palsy diketahui merupakan suatu kelainan yang ada diotak kemudian meluas hingga menganggu otak sampai perkembangan motorik seperti sulit bergerak maupun berbicara.
Penyakit ini akan membuat seorang anak bertumbuh dengan kebutuhan khusus atau ABK.
Terkait hal itu Dokter Anak dari RS Mayapada, Jakarta, dr. Kurniawan Satria Denta M.Sc. SpA, mengatakan, penyakit ini tidak bisa disembuhkan total.
Adapun demikian, pasien dengan cerebral palsy masih bisa ditingkatkan kualitas hidupnya, fungsional mandirinya, diturunkan komplikasinya, diturunkan kekakuannya, dikontrol kejangnya dan ditingkatkan kognitifnya karena otak anak masih terus berkembang.
"Karena ada kelainan dimotoriknya, kaku ototnya, enggak bisa jalan. Jadi enggak bisa disembuhkan. Enggak bisa jalan lagi atau mandiri lagi," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (26/6/2022).
Baca juga: Komisi III DPR soal Legalisasi Ganja untuk Medis: Kami Akan Kaji secara Hati-hati
Ia memaparkan berdasarkan studi yang ada, penggunaan ganja dalam pengobatan celebral palsy adalah untuk menangani gejala-gejala seperti nyeri, mengurangi kekakuan, maupun mengurangi kejang.
Meski demikian, penelitian terkait ganja medis dalam penanganan celebral palsy masihlah sangat terbatas.
Sehingga, ganja medis belum bisa dikatakan efektif untuk celebral palsy.
"Cuma memang penelitiannya masih tetap terbatas. Jadi kita belum bisa mengatakan ganja medis itu punya peran yang cukup efektif untuk menghilang nyeri, kekakuan.
Kita belum punya data yang cukup konklusif bahwa ganja medis ternyata bisa kontrol nyeri," jelas Dokter Denta.
Lebih jauh ia mengatakan, tata laksana penyakit ini harus dilakukan secara multidisiplin yang terdiri dari dokter tumbuh kembang anak, dokter neurologi, dokter fisioterapi, dokter gizi, dokter orthopaedi, speech terapis, dan dokter jiwa.