Antivirus yang dibuat oleh perusahaan farmasi Pfizer ini merupakan kombinasi dari dua obat antivirus nirmatrelvir dan ritonavir.
Menurut National Institutes of Health, Nirmatrelvir dapat menunjukkan aktivitas antivirus terhadap semua virus corona yang menginfeksi manusia.
"Nirmatrelvir adalah protease inhibitor yang telah menunjukkan aktivitas antivirus terhadap semua virus corona yang diketahui menginfeksi manusia," ujar National Institutes of Health.
Baca juga: Risiko Penggunaan Obat Covid-19 Paxlovid Jika Tak Sesuai Resep Dokter
Sedangkan Ritonavir sebelumnya telah digunakan untuk melawan HIV bagi pasien Covid-19, dan berfungsi sebagai booster untuk membantu memastikan cukupnya Nirmatrelvir yang ada di dalam tubuh agar efektif.
"Paxlovid harus diminum dalam waktu lima hari setelah gejala dimulai," kata FDA awal bulan ini.
FDA mengizinkan apoteker berlisensi untuk meresepkan obat ini untuk orang yang baru saja dites positif Covid-19, agar kesehatan mereka segera pulih.
Bagaiman dengan Rebound Paxlovid?
Paxlovid telah diuji sebagai antivirus untuk mencegah efek terburuk Covid-19. Namun antivirus ini dikaitkan dengan infeksi Covid-19 yang bangkit lagi setelah penggunaan pil selesai, atau dikenal sebagai "Paxlovid Rebound".
CDC melaporkan pada Mei lalu, beberapa pasien yang meminum Paxlovid mengungkapkan antivirus ini dapat dengan cepat meredakan gejala mereka.
Namun mereka kembali dites positif dan gejala Covid-19 datang lagi sekitar dua hingga delapan hari setelah mereka dinyatakan pulih.
Kepala Penasihat Medis untuk Presiden AS, Dr. Anthony Fauci baru-baru ini mengalami Paxlovid Rebound.
Sementara beberapa orang mengatakan gejala kedua pada Paxlovid Rebound tidak separah gejala pertama.
Namun Fauci mengatakan dia mengalami gejala Covid-19 yang lebih menyakitkan saat Paxlovid Rebound.
Efek samping Paxlovid