Artinya pemenuhan gizi berkualitas dan pemberian akses terhadap gizi baik masih menjadi tantangan yang kita hadapi bersama saat ini.
“Kurangnya akses terhadap makanan bergizi akibat dari kemiskinan yang terstruktur menyebabkan pemenuhan gizi yang menjadi fondasi dalam membangun generasi yang cerdas dan berkualitas kelak sulit tercapai. Inilah mengapa perlunya intervensi pemenuhan gizi perlu dilakukan terutama bagi bayi dan balita," kata Irawati Susalit.
"Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) menjadi langkah yang saya coba ambil. Saya percaya, setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan akses gizi yang baik,".
"Dimulai dengan ketersediaan pangan dan perbaikan gizi pada anak-anak dengan melibatkan partisipasi langsung dari ibu-ibu yang puny bayi dan balita dari keluarga yang jauh dari mampu sebagai penggerak perubahan, saya berharap kelak akan terbangun masyarakat yang berkualitas dan mampu menciptakan perubahan untuk diri, keluarga dan lingkungan,” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa pendidikan gizi untuk para ibu yang bayi dan balita yang ada di Rumah Singgah Sahabat Gizi tidak seperti duduk di bangku sekolah.
Butuh proses yang panjang dengan pengajaran keterampilan yang disesuaikan dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Pengajaran ini meliputi pola asuh, bagaimana menyediakan dan memberikan makanan yang baik dan bergizi, serta kebersihan diri dan anaknya.
Sebagai salah satu sumber asupan bergizi baik, Ira juga rutin memberikan susu kepada anak-anak binaannya, karena selain kandungan gizi dan higenitas yang terjaga, susu juga menjadi asupan untuk memperbaiki status gizi dengan cepat selain protein hewani lainnya seperti telur, ikan dan daging.
Dalam hal ini Frisian Flag Indonesia menjadi salah satu rekan Rumah Singgah Sahabat Gizi dengan secara berkala memberikan donasi susu untuk pemenuhan gizi.
"Produk susu, daging, telur dan ikan merupakan sumber protein hewani yang dinilai paling efektif dalam menurunkan risiko stunting. Tentu saja pengolahan dan pemberiannya berdasarkan pedoman gizi seimbang yang disajikan menarik dan menggugah selera makan," jelas Irawati Susalit
Saat ini, Rumah Singgah Sahabat Gizi mengasuh 25 anak dengan berbagai usia mulai dari bayi hingga anak usia 5 tahun sampai yang ada di PAUD Sahabat Gizi, TK dan SD. Anak-anak ini dipilih berdasarkan tingkat ekonomi keluarga yang paling rendah.
Tahun ini, Rumah Singgah Sahabat Gizi mulai menangani ibu hamil dan menyusui keluarga miskin di kampung Sawah Cilincing dengan memberikan makanan yang bergizi.
Selain itu, kini Rumah Singgah Sahabat Gizi dalam pengabdian masyarakat di kampung Sawah Cilincing telah menggandeng dan berkolaborasi dengan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Jakarta Timur dan Jakarta Utara yang menurut Irawati Susalit, kolaborasi ini akan semakin efektif dan diharapkan dapat mendukung program PKK.
Perbaikan kesehatan dan gizi merupakan kunci terpenting bagi tumbuh kembang anak-anak ini.