Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Istilah kleptomania menjadi viral setelah muncul video seorang ibu-ibu yang diduga mengambil barang di sebuah supermarket.
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dari RS EMC Alam Sutera dr. Andri, Sp.KJ, FAPM menjelaskan, kleptomania merupakan gangguan psikologis yang masuk dalam gangguan impulsif dimana orang tersebut memiliki dorongan yang sangat kuat untuk mengambil suatu barang tanpa diketahui orang lain atau mengutil.
Baca juga: Karyawan Alfamart Diancam Terduga Pelaku Klepto, Hotman Paris: Jangan Minta Maaf Jika Tak Bersalah
"Sesuatu yang tidak diperlukan atau dia bisa dia beli tapi dia memilih mengambil.
Dia misalnya mengambil aksesoris, makanan, biasanya bukan untuk dimakan atau digunakan tapi hanya dikumpulkan saja," kata dia mengutip kanal YouTube pribadinya, pada Rabu (17/8/2022).
Di Amerika Serikat, populasi ini ada sekitar 0,5 persen, dimana 3 kali lipat sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki.
Ia mengatakan, gangguan ini dikendalikan rasa keinginan yang luar biasa untuk mengambil sesuatu dan ketika berhasil timbul perasaan yang lega.
"Namun ketika sadar dia akan mengalami suatu penyesalan," imbuhnya.
Baca juga: Masa Lalu Kelam Bocah Klepto di Nunukan, Saat Kecil Hidup Luntang Lantung Sendiri & Sejak TK Mencuri
Ketika mengalami penyesalan, barang-barang yang telah diambil bisa didonasikan, dibayar, atau bahkan dikembalikan.
Namun, kebiasaan itu diulang kembali.
"Walaupun dia mengembalikan (barang-barang itu) kebiasaan mengutil enggak bisa kita harpakan untuk berhenti. Dia akan mengulang siklus, terus menerus," ujar dokter Andri.
Lalu bagaimana cara mengobatinya?
Ia menekankan, kleptomania tidak bisa disembuhkan hanya dengan memberi nasehat saja.
Diperlukan pengobatan khusus seperti meminum obat tertentu dan menjalani terapi.
Baca juga: Kisah Bocah Klepto Asal Nunukan, Pernah Mencuri 23 Kali dan Bikin Polisi Geleng-geleng Kepala