Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Beberapa waktu lalu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mencatat angka kematian akibat HIV/AIDS selama 2021 hingga 2022 mencapai 93 orang.
Dari 93 orang yang meninggal karena HIB/AIDS, enam orang di antaranya merupakan anak-anak.
Lantas bagaimana penularan HIV pada anak-anak?
Baca juga: Selain Imunisasi dan Obat ARV, Anak dengan HIV Harus Dipantau Tumbuh dan Kembangnya
Menurut Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi dari PB IDI, Prof Zubairi Djoerban, penularan pada anak-anak bisanya lewat dari sang ibu.
"Jadi kalau anaknya itu masih kecil, penularan terjadi dari ibu ke bayi yang dikandung. Jadi bisa terkena karena ibu tidak meminum HIV Antiretroviral (ARV)," ungkap Prof Zubairi dikutip dari akun Instagram miliknya, Minggu (4/8/2022).
Pengobatan dengan ARV berfungsi mencegah HIV semakin berkembang biak dalam tubuh.
Selain itu melindungi dan memperkuat sistem imun. Sehingga, mereka yang terinfeksi HIV memiliki harapan hidup yang sama dengan orang sehat lainnya
Baca juga: Duh Gara-gara Perilaku Orang Tua, 12 Pelajar SD di Cianjur Terpapar HIV
Selain karena tidak minum obat ARV, bisa juga karena sebelumnya minum tapi putus obat.
Maka virus dalam tubuh si ibu meningkat pada waktu melahirkan. Sehingga terjadi penularan dari ibu ke bayi.
"Berarti kalau dari ibu ke bayi sudah ada obatnya? Ada, (dan bisa mencegah penularan) kalau diminum secara teratur," paparnya lagi.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab. Kadangkala karena tidak termotivasi. Atau, orangtua kurang menjelaskan pada anak sehingga terjadi putus obat.
"Jika putus obat, bisa terjadi kegawatan dan meninggal karena HIV," pungkasnya.