Fungsi kondom, kata dia, sebenarnya sama saja dengan alat kontrasepsi lainnya.
Namun karena adanya stigma buruk terhadap kondom yang dianggap 'tabu dan negatif', maka pemilihan alat kontrasepsi satu ini kadang tersingkirkan dengan penggunaan alat kontrasepsi lainnya yang biasa digunakan kaum wanita.
"Sebenarnya kondom itu kan nggak ada bedanya sama KB yang lain, baik KB pil, KB injeksi, nah kondom ini juga sama, medical device yang digunakan sebagai alat kontrasepsi, menjadi salah satu pilihan alat kontrasepsi," papar dr. Levi.
Ia pun menyadari bahwa hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang belum memiliki pengetahuan cukup terkait pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi.
Bahkan stigma negatif terhadap kondom pun masih tergolong tinggi di era modern ini.
Oleh karena itu dirinya menekankan pentingnya memberikan edukasi terhadap mereka yang minim pemahaman mengenai hal ini.
"Di Indonesia, stigma dan diskriminasi tentang kondom ini masih cukup tinggi, nah cara untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi ini adalah kita terus mengedukasi," jelas dr. Levi.
Lebih lanjut dr. Levi menegaskan bahwa pandangan negatif terhadap kondom seharusnya tidak ada, karena fungsi dan manfaatnya pada dasarnya sama saja dengan alat kontrasepsi lainnya, yakni merencanakan kehamilan yang ideal.
"Seharusnya nggak ada yang namanya stigma diskriminasi untuk penggunaan kondom. Karena kondom itu adalah kontrasepsi yang bisa digunakan bersama-sama untuk menjaga, menjadi salah satu pilihan untuk Keluarga Berencana," kata dr. Levi.
Lalu langkah konkret apa yang harus dilakukan untuk menghapus stigma negatif tentang kondom?
Menurut dr. Levi, langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghapus stigma tersebut adalah dengan mengubah cara pandang terhadap kondom tersebut.
Masyarakat, kata dia, juga perlu diberikan pemahaman mengenai sisi positif menggunakan kondom dan bagaimana cara pemakaian yang benar agar kondom dapat berfungsi secara efektif.
"Jadi kita harus menggiatkan lagi kondom itu sesuatu yang wajar saja digunakan sebagai salah satu pilihan kontrasepsi. Semakin banyak mengedukasi fungsinya kondom, cara penggunaannya bagaimana," tutur dr. Levi.
Selain itu, langkah selanjutnya yang dapat diambil adalah memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam memperoleh alat kontrasepsi satu ini.