Dietilen glikol secara cepat diserap dan didistribusikan ke ginjal, otak, hati, limpa, dan jaringan adiposa.
Ginjal menerima sebagian besar DEG, volume distribusi DEG pada manusia memang belum diketahui.
Setelah dianggap dimetabolisme menjadi etilen glikol dan selanjutnya menjadi asam oksalat, kini diketahui bahwa ikatan eter relatif stabil dan DEG dimetabolisme oleh alkohol dehidrogenase (ADH) menjadi asam hidroksietoksiasetat (HEAA) dan asam diglikolat (DGA).
Asam diglikolat baru-baru ini diidentifikasi sebagai metabolit nefrotoksik utama pada keracunan DEG.
Dietilen glikol telah terdeteksi dalam air minum, air tanah, air permukaan dan udara dalam ruangan yang dihasilkan dari pelepasannya ke lingkungan dari produksi dan penggunaannya.
Keracunan Etilen Glikol
Dietilen dan polietilen glikol telah digunakan sebagai pengganti propilen glikol yang murah sebagai pembawa dalam sediaan obat sirup untuk anak.
Namun epidemi gagal ginjal akut (AKI) yang diinduksi dietilen glikol telah dilaporkan terjadi di India dan Bangladesh.
Dalam satu penelitian besar, 236 kematian tercatat diantara 339 anak-anak yang mengalami gagal ginjal akut yang tidak dapat dijelaskan di rumah sakit anak-anak di Dhaka, Bangladesh.
Sebanyak 51 anak telah mengkonsumsi merek acetaminophen (parasetamol) yang diketahui mengandung dietilen glikol, sedangkan 85 persen dari pasien yang tersisa telah menelan obat ampuh yang tidak diketahui mereknya untuk mengobati demam.
Kemungkinan mereka mengalami hepatomegali, edema, hipertensi, asidosis parah, tingkat kreatinin serum yang lebih tinggi.
Namun di rumah sakit negara itu, angka kematian lebih tinggi tercatat pada pasien dengan dugaan keracunan.
Dalam laporan lain, 14 pasien meninggal karena gagal ginjal akut setelah pemberian gliserol untuk menurunkan tekanan intrakranial atau intraokular.
Analisis sediaan ini menunjukkan bahwa obat itu mengandung 70 persen etilen glikol.