News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Aids Sedunia

12.553 Anak di Indonesia Terinveksi HIV, Kemenkes Bertekad Akhiri Epidemi AIDS pada Tahun 2023

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HIV dan AIDS - Kemenkes mengungkap jumlah penderita AIDS di Indonesia sebanyak 12.553 adalah anak berusia dibawah 14 tahun.

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap jumlah penderita AIDS di Indonesia sebanyak 12.553 adalah anak berusia di bawah 14 tahun.

Jumlah tersebut merupakan data yang dirangkum sejak tahun 2010 hingga 2022, di antaranya anak yang terinfeksi 'human immunodeficiency virus' (HIV).

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi, dari 12.553 anak penderita AIDS, 7800 nya sudah melakukan pengobatan.

"Anak laki-laki penderita HIV/AIDS lebih banyak dibandingkan anak perempuan," kata Imran dalam pres briefing Hari AIDS Sedunia 2022 yang ditayangkan di Youtube Kementerian Kesehatan RI.

Pemerintah saat ini terus berupa melakukan pelacakan terhadap sebaran kasus HIV di seluruh Indonesia.

Menurut Imran prevalensi HIV di Indonesia sebagian besar wilayahnya adalah 0,26 persen tertinggi tercatat di Papua dan Papua Barat yang mencapai 1,8 persen.

Baca juga: Perbedaan HIV dan AIDS, Beserta Penularan dan Pengobatannya

"Tantangan terbesar dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia adalah masih dirasakan ketidaksetaraan dalam pelayanan penderita, khususnya pada perempuan, anak, dan remaja," ungkap Imran.

Imran juga mengatakan bahwa penderita HIV/AIDS di Indonesia masih dirasakan stigma dan diskriminasi yang berawal dari kurangnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS.

Hal-hal tersebut menjadi terkait dengan bagaimana akses pengetahuan dan akses layanan kesehatan kepada orang tua anak penderita HIV/AIDS.

Meskipun begitu, Kemenkes mengklaim dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2020 telah terjadi kemajuan dalam penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia.

Terjadinya penuruan kasus ini sebagai dampak akselerasi pengendalian yang berfokus pada intervensi pencegahan dan ekspansi berskala besar dengan terapi anti-retroviral.

"Tetapi kalau dibandingkan dengan targetnya, maka masih perlu upaya-upaya yang lebih kuat untuk mencapai targetnya, apalagi setelah terjadi pandemi COVID-19 yang menurunkan cakupan program kesehatan," ujar Imran.

Hari AIDS Sedunia. (healthynewbornnetwork.or)

Baca juga: 35 Link Twibbon Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2022, Lengkap dengan Cara Mudah Unggah di Sosial Media

Misi Kemenkes dalam mengakhiri epidemi HIV/AIDS pada tahun 2023

Cara cepat untuk mengakhiri epidemi HIV adalah dengan mencapai target indikator 95 persen orang dengan HIV (ODHIV) untuk mengetahui status HIV-nya.

Serta 95 persen ODHIV diobati, dan 95 persen ODHIV yang diobati mengalami supresi virus.

Dikutip dari Kemenkes.go.id, menurut data tahun 2018-2022, capaian target tersebut khususnya pada perempuan, anak dan remaja masih belum optimal.

Sebab, baru 79 persen Orang Dengan HIV (ODHIV) mengetahui status HIV-nya, baru 41 persen ODHIV yang diobati dan 16 persen ODHIV yang diobati mengalami supresi virus.

Sementara berdasarkan data modeling AEM, tahun 2021 diperkirakan ada sekitar 526,841 orang hidup dengan HIV dengan estimasi kasus baru sebanyak 27 ribu kasus.

Di antaranya sekitar 40 persen dari kasus infeksi baru tersebut terjadi pada perempuan.

Penyebab meningkatnya kasus infeksi baru HIV pada perempuan tahun 2021 antara lain:

1. Pandemi COVID-19,

2. Retensi pengobatan ARV yang rendah,

3. Adanya ketidaksetaraan dalam layanan HIV

4. Masih dirasakannya stigma dan diskriminasi yang berawal dari kurangnya pengetahuan masyarakat tentang HIV-AIDS.

Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak masih memerlukan penguatan.

Kemenkes juga mengungkapkan strategi pengendalian HIV-AIDS bagian dari Standar Pelayanan Minimum di Fasyankes.

Strategi itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Ilustrasi HIV dan AIDS (Freepik)

Baca juga: Faktor Risiko Penularan AIDS, Berikut Perbedaan Antara HIV dan AIDS

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2022

Hari AIDS Sedunia 2022 diperingati setiap tanggal 1 Desember, yang tahun ini jatuh pada Kamis (1/12/2022).

Tujuan dari peringatan ini adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian masyarakat akan pentingnya pencegahan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam pengendalian HIV/AIDS.

Dalam rangka Hari AIDS Sedunia 2022 ini, peringatan secara global mengangkat tema “Equalize”.

Tema tersebut dipilih untuk mengakhiri ketidaksetaraan yang mendorong terjadinya AIDS di seluruh dunia, khususnya pada perempuan, anak, dan remaja.

Jika tidak dilakukan dengan terukur sehingga terjadi ketidaksetaraan, maka dunia termasuk Indonesia berisiko tidak mencapai target untuk mengakhiri AIDS pada tahun 2030.

Tema global tersebut sejalan dengan peringatan Hari AIDS Nasional 2022 yang mengangkat tema "Satukan Langkah Cegah HIV, Semua Setara Akhiri AIDS"

Berdasarkan tema tersebut Imran menegaskan betapa pentingnya peran dari seluruh lapisan masyarakat untuk menyukseskan penanggulangan HIV-AIDS.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini