Dari 11.856 kasus yang dilaporkan pada tahun 2009, 6962 diantaranya berusia produktif , termasuk 55 orang bayi di bawah 1 tahun.
Pada tahun 2009 diperkirakan jumlah ODHA meningkat menjadi 333.200 orang, yang 25 persen diantaranya adalah perempuan.
Kementrian Kesehatan memperkirakan bahwa tanpa meningkatkan upaya pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan dari masing-masing daerah, jumlah ODHA diestimasikan naik menjadi 501.400 orang pada 2014 dari 227.700 ditahun 2008.
Pengobatan HIV/AIDS
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menyetujui sejumlah obat untuk pengobatan HIV dan AIDS.
Perlu diketahui, sejumlah obat tersebut memiliki efek sampingnya masing-masing.
Pengobatan ini diketahui hanya dapat mengurangi infeksi penyebaran HIV dan tidak dapat menyembuhkan AIDS secara total.
Obat yang digunakan untuk pengobatan HIV dan AIDS ini termasuk dalam golongan Antiretroviral (ARV).
ARV merupakan bagian dari pengobatan HIV dan AIDS untuk mengurangi risiko penularan HIV.
Selain itu, ARV juga dapat menghambat perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, dan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidak terdeteksi.
Pengobatan HIV dan AIDS melalui ARV dapat digunakan untuk ibu hamil agar mencegah penularan HIV ke janin.
Sebagai catatan, pengobatan ini harus dilakukan rutin dan diminum sesuai jadwal, di waktu yang sama setiap hari agar perkembangan virus dapat dikendalikan.
Adapun daftar obat untuk pengobatan HIV dan AIDS tersebut di antaranya:
Baca juga: Cara Pengobatan AIDS, Bisa untuk Mencegah Penularan HIV dari Ibu Hamil ke Janin
1. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)