Namun ada terapi obat antiretroviral (ARV) yang bertujuan untuk menekan viral load hingga kadar yang tidak terdeteksi (virus tersupresi), meningkatkan fungsi imun dan kualitas hidup secara keseluruhan, menurunkan risiko komplikasi AIDS) dan non-AIDS, serta memperpanjang kehidupan pasien dan mengurangi risiko penularan HIV.
Pakar kesehatan sekaligus dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker) Prof Zubairi Djoerban menyatakan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bisa hidup produktif, bugar, dan fit dengan manajemen minum ARV yang teratur.
"HIV/AIDS bisa ditata dengan manajemen yang baik. Tapi masalahnya ada beberapa yang putus obat. Kalau ada yang putus obat itu bahaya tapi tidak selalu fatal juga," ungkap dia.
Selain patuh menjalani terapi obat ARV, gaya hidup bersih dan sehat, serta rajin kontrol ke dokter, konseling dan pendampingan serta dukungan dari keluarga dan masyarakat agar kualitasnya kian baik menjadi hidup penderita HIV dan AIDS kian baik.
"Orang dengan sakit HIV/AIDS itu tidak ada yang mau sakit. Jadi perlu dukungan jangan sampai ter stigmasisasi, jangan sampai HIV AIDS dijauhin justru harus perlu didukung," pesan dokter penemu kasus pertama AIDS di Indonesia ini.