Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bahaya penyakit demam berdarah masih mengintai, sehingga kita harus tetap waspada.
Penyakit demam berdarah atau dangue sendiri disebabkan oleh infeksi virus dangue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Menurut Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Mulya Rahma Karyanti Sp.A.(K) ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai.
"Seminggu kemudian timbul gejala. Karena masa inkubasi sekitar 7 hari. Ada gejala yang perlu diwaspadai pada infeksi dangue," ungkapnya pada media briefing virtual, Kamis (26/1/2023).
Awalnya, terjadi demam yang mendadak dengan suhu tinggi.
Gejala yang khas saat terinfeksi virus adalah wajah tampak memerah.
Kemudian gejala lain yang muncul adalah sakit kepala, pusing, mual, dan disertai muntah.
Baca juga: Empat Hal yang Perlu Dipantau Saat Anak Mengalami Demam Berdarah
Kalau anak sudah besar, ia bisa mengungkapkan rasa sakit perut. Kalau pada orang dewasa bisa merasakan nyeri di sendi dan otot. Kadang disertai diare.
Menurut dr Mulya, 30 persen pasien anak yang terinfeksi dangue bisa dengan diare.
Lalu terjadi pendarahan di kulit. Misalnya bintik-bintik merah, mimisan, gusi berdarah, hingga muntah darah.
"Itu tanda bahaya harus bawa ke rumah sakit. Pembuluh darahnya kolaps, tangan kaki teraba dingin, anak terus lemes, itu hati hati gejala yang bahaya," tegasnya.
Sebenarnya ada tanda dan gejala yang penting perlu dipantau orangtua saat anak demam, atau siapa pun anggota keluarga demam, perhatikan empat hal ini.